Lihat ke Halaman Asli

Dia di Sana

Diperbarui: 22 Januari 2018   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Tawa penuh canda disana yang aku suka
Adalah melihat dirinya bahagia tiada henti,
Meski debar didada tak kunjung berakhir,
Namun tak pernah ada kekecewaan dalam perjuangan ini.

Bagian yang paling sempurna dan indah,
Meski terkadang letih dan sedih kian tertanam,
Namun aku mencoba menepisnya dan tersadar ini memang belum saatnya,
Dia memang istimewa dan akan tetap seperti itu,

Dan ketika ego semakin kuat untuk memenuhi hasrat cinta,
Aku hanya ingin semua berhenti sampai disini,
Adalah keyakinan yang  tak pernah membiarkannya pergi,
Meski hanya sesaat saja bahkan itu adalah sesuatu yang tak ku ingin,
Mungkin bukan cinta itu sendiri yang menghalangi tapi sesuatu yang lain,

Andai kegelisahan ini bisa membuatku lebih giat memperjuangkannya,
Hati juga berkata sesuai dengan apa yang ingin diperjuangkan,
Lalu apa yang salah dari semua ini hanyalah egoku yang tersarang,

Berkibarlah dalam jiwa ini berjanji sehidup semati,
Meski tak pernah ada lagi harapan,  namun biarkan aku tetap bermimpi,
Dan dia masih tertawa penuh canda hingga aku tak pernah bisa berpaling,
Dia tempati hati ini paling dalam,  tak terlihat.

Hingga serigala hati yang lain tak pernah bisa mencabikknya,
Namun aku tetap penasaran, mengapa dia tak mau terlihat,
Padahal sejatinya seseorang selalu ingin dilihat,
Dia sungguh berbeda dari yang lain,

Gerak kebaikan hingga menjadi yang terbaik itu pun masih terus berproses,
Membentuk suatu orbit transit yang memudahkan jalan aku dan dia untuk bersatu..
Dia disana..

@fiiya_amzya @sajak_baper




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline