Lihat ke Halaman Asli

Berburu Keong

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti semua setuju deh kalo kita, manusia, disebut makluk yang pintar. Tapi setuju gak kalau kita tuh ternyata, sebagai makluk pintar, sering juga ngelakuin tindakan-tindakan bodoh? Mungkin karena terlalu pintar trus kita malah jadi keras kepala, suka ngeyel dan semaunya sendiri, dan akhirnya bikin tindakan bodoh. Kita udah tahu, dan gak perlu dinasehatin lagi, kalo merokok bisa ganggu kesehatan, tapi mulut kita teteeeep aja berasep kayak kereta api. Malah kita sering bilang kalo mulutgak berasep penampilan kita jadi gak macho. Rasanya kurang jantan gitu. Kita juga udah ngerti dan gak perlu diajarin lagi kalo narkoba tuh racun yang sangat berbahaya, tetapi tetep aja kita nyobain. Biar gak dibilang kuper, begitu kita biasa berkilah. Kita pasti juga udah paham bahwa berhubungan seks sebelum married akibatnya bisa kacau, ee.. tetep dicicipin juga….

***

Lewis Thomas pernah bercerita:

Di Teluk Naptes, Italia, ada sekelompok ubur-ubur, namanya medusa, dan sekelompok keong jenis nudi branch. Waktu keong masih kecil, ubur-ubur menelan keong itu. Tetapi keong itu dilindungi oleh cangkangnya, jadi tidak bisa dicerna oleh si ubur-ubur. Jadi si keong tidak mati walaupun sudah ditelan oleh si ubur-ubur.

Lalu, bagaimana si keong bisa bertahan hidup di dalam tubuh si ubur-ubur?

Pelan-pelan dan sedikit demi sedikit, ternyata si keongmemakan bagian dalam tubuh si ubur-ubur sehingga ia tetap hidup, dan bahkan tumbuh menjadi semakin besar. Akhirnya, keong itu pun benar-benar menjadi keong yang besar, dan kasihan…, pada saat itu pulalah si ubur-ubur sudah habis dimakannya. Wuih…?!!

***

Kayaknya banyak sekali tuh “keong” yang udah kita telan dan kita biarin hidup di dalam diri kita. Awalnya, “keong” itu memang kecil dan kayaknya gak berbahaya, tapi lama-lama keong itu jadi makin besar dan akhirnya kita sendiri yang habis digerogotinya. Wah, bahaya tuh….! Baiknya mulai sekarang mendingan kita cari deh, “keong-keong kecil” apa aja yang ada di dalam diri kita. Trus, cepet-cepet kita buang jauh sebelum kita dikuasai oleh “keong” itu dan akhirnya habis digerogotinya. Yuk berburu “keong”!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline