Lihat ke Halaman Asli

Figo PAROJI

Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Terkurung dalam Bangunan karena Lockdown, TKI di Malaysia Makan Rumput untuk Bertahan Hidup

Diperbarui: 19 April 2020   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TKI yang terkurung ketika coba masuk melalui celah bawah pintu // foto: IKMA

Ratusan TKI terkurung dalam sebuah bangunan sejak pemerintah Malaysia menerapkan kebijakan  lockdown atau dalam bahsa setempat disebut Perintah Kawalan pergerakan (PKP) untuk mencegah penularan virus corona.

Menurut keterangan salah satu pengurus ormas Indonesia di Malaysia, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Mahbubi Ali, para TKI tersebut terkurung dalam lokasi proyek pembangunan apartemen di daerah Kuchai Lama, Kuala Lumpur karena pintu utama untuk akses keluar-masuk pekerja dikunci oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja

 "Mereka tidak bisa keluar membeli bahan makanan karena pintu utama untuk akses keluar-masuk para pekerja ditutup (dikunci). Untuk bertahan hidup, sebagian ada yang makan rumput atau  apa saja  yang bisa dimakan untuk sekadar mengganjal perut," kata Mahbubi ketika menyerahkan bantuan berupa beras dan ubi kepada para TKI tersebut, Sabtu (18/4/2020).

Kyai Mahbubi Ali // foto: IKMA

Sebagaimana dikatakan Mahbubi dalam tayangan video yang direkam ketika menyerahkan bantuan kepada para TKI yang terkurung itu, proses penyerahan bantuan dari MES dan Ikatan Keluarga Madura (IKMA) Malaysia terpaksa dilakukan melalui bawah pintu yang terkunci.

"Kondisinya begitu mengkhawatirkan. Mereka terkunci dalam kongsinya. Bantuan dari MES dan IKMA berupa beras dan ubi terpaksa kami serahkan melalui bawah gate (pintu) karena kami tidak bisa masuk. Tentu ini belum cukup karena ternyata kami baru tahu ada ratusan TKI yang terkurung," katanya.

Dalam videonya, Mahbubi juga menunjukkan dua orang TKI yang mencoba keluar dan masuk melalui celah di bawah pintu dengan cara terlentang beralaskan kardus.

Jamal ketika menyerahkan beras melalui celah bawah pintu // foto:IKMA

Sementara menurut keterangan pengurus IKMA, Jamal Al Fateh, sejak pemerintah Malaysia menerapkan PKP pada 18 Maret 2020 lalu, ratusan TKI itu belum pernah mendapat bantuan paket sembako dari pihak mana pun.

"Awalnya, mereka menghubungi MES melalui ketuanya, Kyai Mahbubi Ali dan beliau mengajak kolaborasi IKMA untuk menyalurkan bantuan," kata Jamal.

Terkait pendataan secara online yang dilakukan KBRI Kuala Lumpur, lanjut Jamal, para TKI tersebut sebenarnya sudah mengisi formulir pendataan. Namun, hingga saat ini mereka belum pernah mendapat bantuan apa-apa.  

"Menurut mereka, sudah mengisi formulir pendataan yang dilakukan kedutaan. Akan tetapi, kami tahu bahwa permohonan di KBRI beratus ribu juga. Tadi pihak MES dan IKMA sudah memberitahu mereka, insya Allah besok kami akan kirimkan paket sembako lagi dengan meminta  bantuan pihak kepolisian Malaysia (PDRM) agar bisa mendapatkan akses masuk," ujar Jamal.

**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline