Lihat ke Halaman Asli

Figo PAROJI

Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Masyarakat Harus Tahu, di Mana Corona Berada

Diperbarui: 17 Maret 2020   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi / /foto Shutterstock

Anda tidak bisa melawan virus ini kalau tidak tahu di mana ia berada. Temukan, isolasi, tes, dan tangani setiap kasus untuk memutus rantai penularan.

Kalimat tersebut merupakan penggalan pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, ketika memberi saran kepada  negara-negara dalam menangani penularan virus corona covid-19 agar menggunakan pendekatan komprehensif.

Ibarat terjadi sebuah kebakaran, kita harus tahu di mana lokasi kebakaran itu, agar (mungkin) kita bisa membantu memadamkan api, atau setidaknya kita tidak mendekat ke lokasi kebakaran agar tidak ikut terbakar.

Menganalogikan penyebaran virus corona dengan bencana kebarakan memanglah tidak tepat. Virus corona adalah benda yang tidak kasat mata. Sementara kobaran api, dari jauh kita sudah bisa melihatnya.

Meski demikian, ada persamaan dari keduanya, yaitu pentingnya kepastian informasi tentang di mana lokasi bencana itu terjadi untuk mengantisipasi (melokalisir) agar api tidak semakin membakar apa saja di sekitarnya -- agar virus corona tidak semakin banyak menjangkiti orang-orang sebab tertulari orang yang telah terinfeksi sebelumnya. 

Oleh karena itu, dalam hal penanganan kasus virus corona, penyediaan informasi tentang peta penyebaran dan risiko penularan virus ini menjadi sangat penting dan sangat diperlukan masyarakat.

Penyampaian informasi kepada masyarakat itu tentunya bukan tentang identitas pasien yang positif terinfeksi covid-19. Informasi penting yang diperlukan adalah waktu dan lokasi ditemukannya kasus (kasus baru), sehingga masyarakat menjadi tahu di mana (di kawasan mana saja) virus corona berada agar senantiasa waspada.

Pemerintah harus melakukannya. Seperti pemerintah Korea Selatan yang secara berkala mengumumkan peta penyebaran positif virus corona, agar masyarakatnya bersikap waspada.

Presiden Jokowi memang bisa berdalih bahwa setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda, termasuk soal keterbukaan informasi. Indonesia sepertinya tidak akan meniru cara Korea Selatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait penyebaran virus corona.

Alasan pemerintah Indonesia tidak mengungkapkan peta penyebaran pasien positif virus corona, kata Pak Jo, agar tidak meresahkan dan membuat panik masyarakat.

Benar. Penyampaian informasi terkait virus corona jangan sampai malah menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat. Namun, ketertutupan informasi bisa jadi justru akan berakibat fatal karena masyarakat menjadi kurang waspada, sehingga  bisa berakibat pada perluasan penularan wabah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline