Lihat ke Halaman Asli

Figo PAROJI

Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Puisi | Lorong Pengap

Diperbarui: 22 Desember 2019   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dok.pribadi

riuh berpadu senyap
pada gelap-gelap yang kian melembab
sorot mata sendu - sembab,
sorak-teriak bergempita
adalah tarian duka
untuk sebuah penantian harap di lorong pengap
dengan bebabuan yang
begitu memuakkan

tapi apa mau dikata
Kami harus (akan dan telah) melaluinya
sebab setitik asa tak kan
pernah ada dalam genggaman jika perjuangan tak diteruskan

terlanjur basah
tak guna desah-resah tercurah
jika malah membuat gundah
Terus dan terus berusaha  
meski akhirnya kami
harus mengalah
sebab  cukup sudah
peluh luruh; jatuh tertumpah

apabila pada akhirnya
kami ikuti permainan busuk kalian
bukan bermakna kami kalah
Justru kami ingin tunjukkan
bahwa harga diri kalian
hanyalah sebatas uang recehan

akan kami tinggalkan
lorong pengap itu
dengan langkah tegap  
sebab kami - yang kalian pandang hina
mampu membeli para cecunguk yang
sejatinya jauh lebih hina

...

ShahAlam 21/12/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline