Tindakan kelompok pendukung Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang berunjuk rasa dengan berbaris dan melakukan pawai di Kuala Lumpur pada Sabtu (9/3) kemarin tidak hanya bertentangan dengan hukum Islam dan naluri manusia, tetapi juga dinilai 'mengherankan para hewan' (hewan menjadi heran).
Pandangan tersebut disampaikan oleh Mufti Perlis Dr Datuk Mohd Asri Zainul Abidin melalui halaman Facebook-nya, Dr Maza.com, Minggu (10/3).1 Pandangan Datuk Mohd Asri ini juga turut dikutip oleh media lokal Malaysia, Berita Harian Online, Minggu (10/3). 2
Menurut Dr Datuk Mohd Asri, sebagai manusia normal mereka memang mempunyai hak berkumpul atau berunjuk rasa untuk memperjuangkan dan mempertahankan hak-hak mereka, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan naluri manusia.
Pada umumnya, kata Dr Datuk Mohd Asri, kelompok masyarakat yang melakukan unjuk rasa tujuannya untuk menuntut hak-hak yang telah Tuhan berikan tetapi telah dilanggar atau mencari kebaikan demi membela fitrah insani. Namun, kelompok pendukung LGBT ini berkumpul dan berteriak untuk menuntut agar 'ketidaknormalan' hidup mereka diakui.
"Mereka tidak hanya mempertontonkan aib diri mereka sendiri, bahkan malah menunjukkan bahwa mereka itu 'cacat', menodai fitrah manusia. Pawai semacam itu tidak hanya membuat heran manusia normal yang mempunyi sifat tunduk atas ketentuan Tuhan , tetapi juga membuat para hewan yang senantiasa patuh atas ketetapan ciptaan Tuhan menjadi heran ," kata Dr Datuk Mohd Asri melalui halaman Facebook resminya.
Dr Mohd Asri mengatakan ini ketika mengomentari unjuk rasa kelompok pendukung LGBT di pusat perbelanjaan Sogo, Kuala Lumpur yang melakukan pawai hingga ke Masjid Jamek pada Sabtu kemarin untuk menuntut agar LGBT diberikan hak yang sama seperti warga Malaysia lainnya.
Unjuk rasa tersebut dikuti oleh beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) seperti Women's Aid Organization (WAO), Sisters In Islam (SIS), dan aktivis serta pelajar. Unjuk rasa ini diduga didukung oleh kelompok LGBT karena banyak peserta membawa bendera warna pelangi yang merupakan simbol kelompok mereka.
Isu-isu yang dituntut kelompok pengunjuk rasa antara lain menghapus diskriminasi gender, menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan kesetaraan gender.
Tiada Tempat untuk LGBT di Malaysia
Pemerintah Malaysia dalam berbagai kesempatan telah berkali-kali menegaskan bahwa tidak pernah ada tempat untuk kelompok LGBT di Malaysia. Bahkan, terkait unjuk rasa kelompok ini pada Sabtu kemarin, Kementerian Dalam Negeri (KDN) Malaysia akan mengambil tindakan tegas terhadap penyelenggara dan pendukung LGBT yang melakukan pawai.