Lihat ke Halaman Asli

Figo PAROJI

Lahir di Malang 21 Juni ...... Sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 hingga 2019 menjadi buruh migran (TKI) di Malaysia. Sejak Desember 2019 kembali ke Tanah Air tercinta.

Hoaks di Debat Kedua Capres

Diperbarui: 19 Februari 2019   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tempat debat kedua capres // foto: Kompas.com

Setelah dilakukan pengecekan fakta oleh media-media peserta kolaborasi.Cek Fakta, beberapa klaim atau pernyataan yang disampailan oleh kedua capres  dalam debat kedua pada Minggu (17/2) kemarin ternyata ada yang tidak benar.

Beberapa hal yang menjadi sorotan publik antara lain klaim capres nomor urut 01, Joko Widodo  yang menyebutkan bahwa sejak tahun 2014 impor beras turun. Faktanya, merujuk pada beberapa data yang ditemukan tim kolaborasi Cek Fakta,  pernyataan Jokowi  tersebut tidaklah tepat alias salah. ((Jokowi Sebut Impor Beras Indonesia Sejak 2014 Turun, Benarkah?))

Begitu juga dengan pernyataan Jokowi bahwa dalam tiga tahun ini tidak ada kebakaran hutan, ternyata juga tidak benar.  Bahkan, sejak awal 2018 saja, kebakaran hutan dan lahan di Riau memakan 5.776 Hektarre dengan rincian kebakaran paling luas di Rokan Hilir sebanyak 1.985,35 Hektare. ([Salah] Jokowi Klaim 3 Tahun Terakhir Tak Ada Kebakaran Hutan?)

Sementara pernyataan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto bahwa banyak infrastruktur yang dilakukan grusa grusu tanpa Feasibility Study juga dinilai tidak benar alias mengada-ada. 

Elrika Hamdi dari Energy Finance Analyst IEEFA menyatakan semua proyek infrastruktur pasti menggunakan Feasibility Study dan Detailed Engineering Design sebagai pedoman pembangunan bagi para kontraktor sipil atau EPC.

Bila tidak ada FS dan DED, tidak mungkin kontraktor dapat melakukan pembangunan meski keandalan FS dan DED dari masing-masing proyek terkadang dipertanyakan, terutama yang berhubungan dengan dampaknya terhadap lingkungan. (Capres Prabowo sebut proyek infrastruktur tidak melalui feasibility study )

***

Debat capres yang rencananya akan diadakan lima kali hingga menjelang hari pencoblosan pada 17 April nanti merupakan serangkaian kampanye Pilpres 2019.

Maka tak mengherankan, yang disampaikan capres ketika debat lebih cenderung mengedepankan narasi 'kampanye' ketimbang pemaparan visi-misi.

Di kalangan masyarakat awam, politik sering diidentikkan dengan 'tipu menipu'. Idiom 'politik itu kotor' sudah jamak menjadi anggapan masyarakat.

Begitulah memang nyatanya para politikus di negeri kita, termasuk politikus yang mencalonkan diri (dicalonkan partai politik/gabungan partai politik) untuk menjadi presiden. Demi mendapat simpati agar rakyat mau memilih, apa pun akan dilakukan meski apa yang disampaikan adalah hoaks.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline