Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fikri Sabiq

Guru Blogger yang menulis dalam kesendirian

Recovery Pendidikan Melalui Literasi Blogger (1)

Diperbarui: 23 Juni 2022   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

RECOVERY PENDIDIKAN MELALUI LITERASI PARA BLOGGER (1)

Lebih dari dua tahun pandemi covid-19 melanda negeri ini dan tidak ada seorangpun yang bisa memberikan prediksi kapan berakhirnya. Sudah banyak problematika muncul dan kebijakanpun silih berganti demi terselesaikannya wabah ini. 

Ada banyak sektor terdampak dan salah satunya sektor pendidikan. Terhitung sejak Maret 2020, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara jarak jauh. Ini merupakan hal baru yang harus dihadapi dan dilakukan oleh para pendidik demi keberlangsungan proses pendidikan.

Ada banyak problematika yang muncul dari pembelajaran jarak jauh secara online ini. Seperti kesenjangan digital juga ada berbagai dampak lain seperti menurunnya karakter dan kualitas mutu pendidikan. Namun, selain memunculkan berbagai problematika, proses pendidikan pada masa pandemi ini juga memiliki dampak positif. 

Sebagaimana disampaikan oleh guru besar University of Applied Science dan Arts Hannover, Jerman, Prof. Dr. Gerhad Fortwengel, bahwa wabah korona ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Pendidikan tidak lagi dibatasi dengan sekat dinding persegi, namun proses pendidikan hadir dalam nuansa pendidikan yang menumbuhkan. Ada banyak ilmu dan pelajaran yang bisa didapatkan dari luar kelas.

Saat sebelum pandemi, banyak guru mungkin tidak mengenal aplikasi pembelajaran online. Namun, keharusan melaksanakan pembelajaran jarak jauh menuntut guru untuk belajar komunikasi dan cakap digital. 

Para guru juga memiliki banyak sarana belajar dan mengembangkan diri yang bisa diikuti seperti webinar, pelatihan online, dan sebagainya. Untuk mengikuti tantangan zaman ini, cakap digital merupakan sebuah keharusan. Kecakapan digital ini harus diikuti dengan peran-peran strategis guru. 

Salah satunya adalah melalui tulisan-tulisan yang ditulis di blog. Dalam hal ini, guru berperan layaknya seorang blogger yang menebarkan konten-konten pendidikan yang bermanfaat. Tujuan utamanya adalah recovery pendidikan melalui bidang literasi.

Di Indonesia, literasi menjadi penting. Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia dianggap rendah minat baca. Ada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia. 

Dilansir dari kumparan.com (24/1), minat baca buku orang Indonesia dianggap memprihatinkan. Hanya 1 dari 1.000 orang yang rajin membaca buku. Meskipun data tersebut, belum sepenuhnya benar atau salah, namun perihal literasi ini perlu mendapat perhatian lebih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline