Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw ini merupakan rahmat bagi semesta alam. Bahkan, Rasulullah Saw tidak sekedar membawa rahmat, namun kepribadian Rasulullah itulah yang merupakan rahmat itu sendiri. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Prof. KH. Quraisy Shihab ketika menafsirkan ayat surat Al-Anbiya' ayat 107. Salah satu kunci kesuksesan dakwah Rasulullah Saw adalah kepemimpinan yang berlandaskan cinta kepada sesama dan dalam bingkai semangat persaudaraan. Sifat kasih sayang dan lemah lembut Rasulullah Saw menjadi magnet bagi banyak orang. Bahkan bisa mengubah lawan yang awalnya memusuhi menjadi kawan yang setia dalam setiap perjuangan Rasulullah Saw.
Sebagai sebuah rahmat, ajaran Rasulullah Saw ditujukan tidak hanya untuk umat manusia saja, namun juga membawa rahmat kepada binatang, pepohonan, serta makhluk ciptaan Allah yang lain. Misalnya, Rasulullah Saw telah mengajarkan etika terhadap binatang. Ketika kita hendak melakukan penyembelihan binatang, kita diajarkan dengan cara-cara yang baik dan tidak menyakiti binatang. Begitu indahnya ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw, terhadap binatang saja penuh kasih sayang, apalagi kepada sesama manusia. Ajaran Islam sebagai sebuah rahmat inilah yang menjadi magnet tersendiri untuk menarik orang-orang menjadi pengikutnya.
Selain orang yang lemah lembut dan penuh cinta terhadap sesama, Rasulullah Saw juga merupakan orang yang cerdas. Hal ini bisa dilihat dari adanya Piagam Madinah yang merupakan dokumen tertua di dunia. Piagam Madinah ini merupakan bagian dari strategi politik Rasulullah Saw sehingga peradaban Islam yang santun dan humanis bisa diterima oleh masyarakat Madinah yang heterogen.
Dalam proses dakwah di Madinah, sebagaimana tersirat dari piagam madinah, Rasulullah Saw juga mencanangkan dua strategi, yaitu menanamkan semangat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama se-tanah air) dan ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia). Ukhuwah wathaniyah adalah usaha untuk menumbuhkan sikap cinta terhadap tanah air, yaitu Madinah. Melalui semangat ini, Rasulullah Saw berusaha menyatukan masyarakat di Madinah serta menumbuhkan rasa cinta dan rasa kepemilikan akan tanah air.
Selanjutnya, ukhuwah basyariah merupakan semangat persaudaraan atas dasar kemanusiaan. Strategi ini digencarkan oleh Nabi Muhammad saw dengan menanamkan keyakinan di kalangan masyarakat Madinah yang heterogen bahwa mereka adalah sama sekalipun mereka berasal dari etis, agama, budaya, dan bangsa yang berbeda.
Hal ini kemudian berdampak pada sikap toleransi yang terwujud di kalangan masyarakat Madinah yang plural ini. Strategi dakwah ini yang kemudian menjadi pembuka akan datangnya hidayah kepada masyarakat Madinah yang belum memeluk Islam.
Piagam Madinah yang memuat 47 pasal ini menghendaki terwujudnya persatuan dan persaudaraan di kalangan penduduk Madinah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah Saw tidak menjadikan eksklusifisme dari umat muslim, namun memberikan pemahaman tentang kelompok muslim yang sejak dulu sudah hidup secara inklusif dan bergandengan dengan umat agama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H