Pernah nggak sih kalian ngerasa pengen makan ini pengen makan itu, ujung-ujungnya makanannya nggak habis dan terbuang begitu saja?
Kelihatannya sepele sih ya, cuma sisa makanan doang, apa masalahnya coba? Sini yuk, aku kasi tau ya tentang peran sampah sisa makanan dalam menyumbang persoalan lingkungan...
Bukan Plastik, Ternyata Sampah Sisa Makanan Menjadi Penyumbang Terbesar Komposisi Sampah di Dunia !
Pasti kebanyakan kita menganggap bahwa sampah plastik adalah sampah yang paling berbahaya bagi lingkungan. Gak salah sih, karena memang sampah plastik itu memberi efek buruk jangka panjang karena tidak dapat terurai sehingga sangat mengganggu kelestarian lingkungan.
Tapi, ternyata di balik fakta tersebut, ada komposisi sampah lainnya yang kerap dianggap sepele tapi justru menjadi penyumbang sampah terbesar loh !
Ya, bener banget, sampah sisa makanan yang merupakan salah satu jenis limbah domestik memiliki komposisi yang jauh lebih banyak ketimbang sampah plastik, sampah textil dan atau sampah-sampah lainnya.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan menunjukkan volume timbunan sampah tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton/tahun dengan komposisi sampah sisa makanan di angka 41,55% mendominasi dari sampah plastik di angka 18,55%, sampah kertas 11,04%, sampah logam 2,86%, sampah textil 2,54%, sampah kaca 1,96%, sampah karet 1,68% dan sampah-sampah lainnya di angka 6,55%.
Dari data di atas jelas terlihat bahwa sampah sisa makanan menjadi penyumbang terbesar masalah sampah di Indonesia, mengalahkan plastik dan sampah lainnya.
Ironis bukan? Sementara sampah sisa makanan itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Ini membuktikan bahwa masih rendahnya kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan dengan masih menerapkan gaya hidup yang tidak ramah lingkungan.
Tidak dapat dimungkiri, kampanye untuk menurunkan volume sampah yang berasal dari sisa makanan masih sangat jarang. Banyak para volunteer dan penggerak lingkungan yang lebih fokus ke isu sampah plastik, sehingga isu seputar sampah sisa makanan pun menjadi tenggelam.
Gagasan-gagasan terkait mengurangi sampah sisa makanan menjadi minim. Para pengusaha dan stake holder lebih berlomba-lomba mengkampanyekan isu sampah plastik melalui inovasi produk-produk yang ramah lingkungan ketimbang menyorot gagasan inovasi untuk mengatasi masalah sampah sisa makanan.