Kebahagiaan keluarga bukan dinilai dari materi semata, tapi tentang bagaimana bersyukur atas segala yang Tuhan berikan serta menjaganya dengan sebaik-baiknya. Salah satu tanda kebahagiaan adalah adanya keceriaan dari setiap anggota keluarga dan hangatnya suasana yang tercipta di dalamnya.
Tahun ini adalah tahun penuh keberkahan bagi pasangan sahabat saya, Endang Dermawati dan Soni. Setelah empat kali gagal menimang buah hati karena kegagalan dalam kehamilan, kini mereka telah dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama zevanya. Bukan hanya mereka yang berbahagia menyambut kehadiran si kecil tapi juga orang-orang yang berada di sekelilingnya, termasuk saya yang turut sumringah melihat kebahagiaan pasangan sahabat saya ini.
Sejak ada si kecil Zevanya, rumah mereka terlihat lebih hangat dan ceria. Sang mama Zevanya tak henti-hentinya bersyukur atas karunia yang sudah Tuhan titipkan untuk mereka. Setiap hari mama Zevanya meluapkan rasa bahagianya dengan berbagi cerita tentang si kecil Zevanya, kerepotan-kerepotan yang dialami sampai kesibukan saat malam hari, harus begadang karena Zevanya terbangun. Mama Zevanya menceritakan dengan antusias, meski lelah mendera namun tetap terpancar rona kebahagiaan di wajahnya.
"Setiap hari Soni yang menyediakan keperluan mandi Vanya...mulai dari rebus air untuk mandinya Vanya, nyiapin sabun mandi, alasnya, handuknya Vanya sampai nyiapin bedak-bedaknya hehee...tapi yang mandiin dan pilihkan baju Vanya tetap mama nya dooonggg..." cerita mama Zevanya sambil tertawa renyah
Saya yang menyimak ceritanya bisa membayangkan betapa sibuknya mengurus bayi dan sudah pasti lelah. Tapi, itu semua tak lain adalah wujud perjuangan orangtua terutama ibu untuk anaknya, tak dapat tergantikan dengan apapun bukan ? rasa lelah takkan menjadi alasan bagi orangtua untuk tidak berbahagia ketika memiliki buah hati. Bahkan, rasa lelah itu akan menjadi sumbu kehangatan keluarga. Apalagi, saat melihat buah hati tertawa dan tumbuh dengan sehat.
Ketika menjadi seorang ibu, seorang perempuan memiliki kekuatan yang luar biasa. Bayangkan, mulai dari bangun tidur sampai bangun tidur keesokan harinya, ia hampir selalu disibukkan dengan mengurus anak, suami dan rumahtangga. Jika bukan karena kekuatan cinta seorang ibu, rasanya mustahil seorang manusia bisa menunaikan segala tugas dan kewajibannya.
Maka jangan heran, jika seorang ibu sedang sakit atau sedang pergi, maka rumah akan terasa hambar, kurang bersemangat dan kehilangan kehangatannya. Begitulah kekuatan cinta seorang perempuan berlabel ibu. Kebahagiaan keluarga tercipta dari tangan-tangan lembutnya.
Eh, tapi ada satu hal yang biasanya para ibu tak sanggup melakukannya loh...termasuk saya dan juga mama Zevanya, yaitu memasang selang gas ! kebanyakan para ibu takut memasang selang gas karena rentan meledak.
Padahal gas adalah kebutuhan utama dalam rumahtangga. Hampir semua aktifitas rumahtangga menggunakan gas, mulai dari memasak, menjerang air mandi si kecil, merebus botol susu si kecil, dll. Ibarat kata, jika kehadiran anak serta lelahnya perjuangan seorang ibu adalah sumbu kehangatan keluarga maka kehadiran gas adalah sumbu kehidupan di dapur.
Dari dapur inilah maka kehidupan keluarga dapat terjamin setiap harinya, mulai dari terpenuhinya kebutuhan makan, minum, kebersihan (mandi), dll.