Lihat ke Halaman Asli

Fi FindatilHasanah

Mahasiswa IAIN Jember

Belajar Sambil Beraktivitas Fisik Jadi Semangat

Diperbarui: 31 Maret 2020   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siswa pada umumnya diperintahkan untuk memandang papan tulis dan memperhatikan seorang guru menjelaskan. Kemudian mengerjakan tugas yang ada di lembar kerja siswa(LKS) masing-masing. Padahal penjelasan yang sudah dipresentasikan oleh guru sudah menimbulkan kejenuhan siswa, ditambah tugas yang harus dikerjakan dapat menambah tingkat kejenuhan siswa dalam kelas atau dalam kegiatan belajar mengajar. Apalagi bila jam pelajaran telah berakhir namun belum diakhiri oleh seorang guru, maka akan timbul kejengkelan bagi peserta didiknya.

Oleh karena itu, siswa dianjurkan untuk ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar. Bukan sekedar menjadi seorang pendengar akan tetapi juga menjadi seorang presentator. Meski di lembaga sekolah dasar hal ini masih bisa diterapkan. Pemenuhan peran sangat penting untuk meningkatkan semangat anak.

Adanya seorang peserta didik yang menjadi pengingat habisnya jam pelajaran, hal ini sangat disukai oleh siswa. Pasalnya siswa lebih tergiur dengan istirahat daripada mendapat pelajaran. Istirahat yang diinginkan dan berakibat baik dapat dilakukan dengan waktu yang sedikit namun sering. Ketika kejenuhan datang istirahat pun menghampiri, begitu seterusnya. Hal ini lebih disukai oleh siswa daripada istirahat dengan waktu lama dalam satu waktu.

Gerak fisik juga diperlukan untuk menghindari datangnya rasa bosan siswa dalam waktu pembelajaran. Gerak fisik ini bukan berarti olahraga, namun kegiatan yang dilakukan mengandung pelajaran dan melibatkan kegiatan fisik, sehingga jenuh hilang karena harus beraktivitas tidak duduk dengan waktu lama. 

Gerak fisik dapat diselipkan pada tugas yang menyenangkan dan tidak melenceng dari pembelajaran. Misal, guru matematika mengucapkan " ayo kita bermain tebak luas meja teman kita!" Sebelah kanan mengukur sebelah kiri dan sebaliknya. Sebelum itu menghitung luas meja masing-masing. Kemudian untuk menguji kebenaran sang penebak bisa maju dan menuliskan hasil hitungnya di papan tulis, sedangkan sang pemilik menjadi jurinya untuk menilai kebenarannya.

Hal ini meningkatkan peran siswa sehingga siswa semangat untuk menjalankan pembelajaran dengan senang hati. Kesempatan terbuka lebar bagi seluruh siswa dalam satu ruangan tersebut dengan penunjukan secara acak, sehingga siswa merasa antara siap dan tak siap untuk mendapatkan perannya. Dengan kalimat yang diucapkan oleh guru dengan embel-embel bermain, persepsi siswa adalah mereka sedang bermain meski sebenarnya mereka tetaplah dalam keadaan belajar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline