Lihat ke Halaman Asli

Tsamratul fikriyah

Mahasiswa UMM

PMM UMM Desa Kalisat Tanamkan Cinta Kebudayaan Melakui kegiatan Membatik Tulis bersama Masyarakat Desa Kalisat

Diperbarui: 23 Juli 2021   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Mengangkat judul kearifan lokal, Mahasiswa PMM UMM Kelompok 13 Gelombang 9 Dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL), Iqbal Ramadhani Fuadiputra, SE., M.SM dan yang beranggotakan Julfa Zakaria Setyobudi Selaku Koordinator, Khoirothul Jannah Selaku Sekretaris dan Humas, Tsamratul Fikriyah Selaku Bendahara dan Konsumsi, Lubna Zavira Selaku PDD dan Acara, Muhammad Khoiruddin Selaku Perlengkapan. Melaksanakan pelatihan pembuatan Batik bersama Masyarakat Desa Kalisat. Yang dilaksanakan pada Kamis, 24 Juni 2021 hingga Senin, 28 Juni 2021. Bertempat di Lingkungan Sekolah yayasan Al-Hamidy.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat desa kalisat dimasa Pandemi Covid 19 dengan menciptakan produk Home Made yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tidak hanya itu kami juga ingin memberikan edukasi kepada partisipan dalam acara tersebut untuk cinta terhadap budaya batik sebagai budaya yang harus kita lestarikan yang mana saat ini cinta akan produk lokal sudah mulai luntur. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (Khususnya jawa) sejak lama. Pada zaman dulu perempuan-perempuan jawa khususnya, menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga pada masalalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif yang dilakukan oleh perempuan.

Dok. pribadi

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut ada beberapa proses pembuatan batik atau langkah-langkah dalam pembuatan batik, yaitu yang Pertama adalah menyiapkan Alat dan Bahan, meliputi: canting, kompor, wajan, malam/lilin, kain mori (ukuran menyesuaikan kebutuhan), kuas, pewarna remasol, waterglass. Selanjutnya langkah Kedua, yaitu pembuatan desain, dalam pembuatan desain batik PMM Desa Kalisat mengkombinasikan Batik Motif Mega mendung khas Cirebon dengan kreatifitas partisipan dalam kegiatan batik tersebut. Ketiga, dengan menjiplak desain yang telah dibuat kedalam kain mori. Setelah itu Keempat, Proses Pencantingan, dalam proses ini semakin menambah semangat pastisipan masyarakat PMM Desa Kalisat karena memang untuk pertama kalinya mereka mencanting batik sendiri, yang mana melatih keuletan dan kesabaran.

Kelima, Setelah proses pencantingan selesai, langkah selanjutnya adalah proses pewarnaan, kami menggunakan warna dasar primer yaitu merah, biru dan kuning, dan ada beberapa warna sekunder seperti : violet, hijau, cokelat, dll kemudian batik dijemur hingga kering. Langkah Keenam, pemberian waterglass yang mana berfungsi sebagai penguat warna dalam proses batik dan juga sebagai pelindung warna sebelum batik di godok. Langkah terakhir, yaitu setelah waterglass mengering selanjutnya adalah menggodok batik yang telah jadi. Finnaly batik telah selesai dibuat, dalam proses pembuatan, partisipasi dan apresiasi masyarakat dalam kegiatan batik ini mendapat repon yang sangat baik.

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Dengan antusiasnya masyarakat serta respon-respon positif dalam kegiatan batik tulis ini, program ini bisa dikatakan salah satu program unggulan PMM UMM Desa kalisat. Kini setelah masyarakat Desa Kalisat mengetahui bagaimana proses pembuatan batik diharapkan dapat bermanfaat di era pandemi covid 19 yang mana harus tetap stay at home. Dan batik ini adalah produk home made yang memiliki nilai jual.

Dok. pribadi

Menurut Anna (nama panggilan) selaku Penanggung Jawab kegiatan pelatihan membuat batik tulis "Kegiatan PMM Desa Kalisat ini sangatlah positif, selain implementasi dari matakuliah Pembelajaran Seni Budaya Program Studi PGSD. Kegiatan ini juga sebagai wadah pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) Desa Kalisat. Selain meng-edukasi bahwa batik adalah budaya khas Indonesia yang perlu dilestarikan, banyak sekali pengembangan karakter dalam proses kegiatan ini, seperti melatih, kesabaran, keuletan, ketelitian. Jadi dari sisi budayanya dapat, dari sisi pendidikan karakternya dapat. Jadi tidak salah jika program ini mungkin dapat di teruskan atau bahkan di implentasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Kemudian respon dari pastisipan sendiri sangatlah baik, dengan penuh semangat dan rasa ingin tau yang tinggi, karena juga ini baru pertama kalinya mereka melaksanakan kegiatan batik tulis"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline