Lihat ke Halaman Asli

JK Rowling Tanpa Sensor

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JK Rowling penulis favoritku. Setiap kali bukunya terbit aku tidak mau ketinggalan. Meski kuakui setiap selesai membaca buku-bukunya, selalu aku menempatkan Harry Potter diurutan pertama favoritku. Karena memang seleraku adalah buku fantasi anak-anak. Boleh dibilang aku membeli “Casual Vacancy” dan “Cuckoo’s Calling” karena nama tenar penulisnya. Tapi bukan berarti aku kecewa dengan kedua buku tersebut. “Casual Vacancy” dan “Cuckoo’s Calling” masih sangat JKR banget. Mendetail dalam setiap deskripsi seting tempat, waktu, emosi setiap karakter yang jumlahnya selalu lebih dari 10 tokoh dengan karakter utuh. Runutan peristiwa dan logika penceritaan hampir tidak ada celah untuk dipertanyakan. Semuanya ditulisnya hampir sempurna (Note: Aku tulis “nyaris” dan “hampir” karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT). Benar-benar tulisan yang menyeluruh dan utuh, kubilang.

April 2013 lalu JKR membukukan diam-diam novel detektif klasik dengan nama samaran Robert Galbrait. Bahkan menciptakan si Robert Galbraith senyata mungkin. Dia memberikan latar belakang si Galbraith sebagai mantan veteran perang. Tanda tangan dan website resmi Galbrait pun sudah siap sedia dibuat oleh JKR. Tentu saja JKR kecewa sekali waktu penyamarannya terbongkar bulan Juli bahwa dialah Robert Galbrait itu. Dia bilang waktu itu, dia tidak butuh lagi popularitas. Dia hanya ingin menulis apa yang ingin dia tulis bukan karena ekspektasi tinggi para penggemarnya. Mungkin mbakyu penulis milyader ini merasa tertekan dengan rong-rongan para kritikus, komentator dan harapan para penggemarnya selepas saga Harry Potter. Dia mau menulis tanpa beban, katanya.

Cuckoo’s Calling merupakan novel detektif klasik (kata reviewer Times). Tokoh utamanya Cormoran Strike, veteran perang angkatan darat yang berkaki satu dan tidak memiliki kisah hidup bahagia. Dia disewa John Bristow untuk menyelidiki kematian super model Lula Landry, adik angkatnya, yang masih berusia sangat muda, 23 tahun. Sebenarnya polisi sudah menutup kasus itu sebagai kasus bunuh diri. Jiwa Lula Landry yang labil dan mengidap sindrom bipolar, menguatkan hal itu. Cormoran setuju menerima pekerjaan itu hanya demi mengeluarkan dirinya dari belitan utang. Namun, semakin dalam melakukan penyelidikan, detektif swasta itu semakin jauh menemukan sisi hitam manusia-manusia di sekeliling Lula Landry.

Cormoran Strike, pernah bekerja sebagai agen khusus di angkatan darat (semacam FBI), lebih banyak melakukan penyelidikan dengan tanya-jawab pada orang-orang disekitar Lula sehari sebelum kematiannya. Lady Bristow (ibu angkat kulit putih Lula), Tony Landry (paman Lula), Rochelle (teman kulit hitam di rehabilitasi pengguna narkoba), pasangan Bestigui yang tinggal dua flat di bawah Lula, Guy Somme (desainer yang menemukan potensi Lula), Ciara Porter (teman model), Bryony (penata rias), Duffield (pacar Lula yang diketahui bertengkar beberapa jam sebelum kematian Lula), security flat Lula, sopir pribadi Lula. Dengan keahliannya Cormoran bisa mendeteksi kejadian sebenarnya dari kebohongan setiap saksi dan merajut kesimpulan peristiwa demi peristiwa yang sebenarnya terjadi pada hari kematian Lula Landry.

Tuh, lihat berapa karakter dalam novel ini yang digerakkan JKR (belum termasuk Ursula May, Cyprian, Alison, Deeby Mac, Robin, Charlotte). Hebatnya JKR bisa berpindah-pindah emosi masing-masing karakter tanpa ada satupun karakter yang sama ataupun tertukar (itu hanya perasaanku saja atau ada pendapat lain ya?). Singkatnya aku mengagumi JK Rowling karena dia  dalang yang jenius. Kabarnya kisah detektif Cormoran Strike ini ada sekuelnya yang akan terbit tahun ini di London tentunya. (Wow, tiap tahun dia bisa menerbitkan buku setebal lebih 500an halaman). Salut pada JKR yang total dalam dalam menulis. Kukutipkan satu kecintaannya pada dunia menulis.

“I would like to be remembered as someone who did the best with the talent she had.”

Ngomong-ngomong, peringatan keras pada para guru, pendidik, dan petugas perpustakaan. Saya sarankan novel ini tidak dimasukkan ke perpustakaan sekolah, ya. Bahkan setingkat SMA sekalipun. Kalaupun masuk ke perpustakaan umum harus ada rak khusus dewasa. Jelas ini bukan buku anak-anak seperti Harry Potter. Di dalamnya bertebaran kata-kata makian yang tidak patut dibaca apalagi ditirukan, gaya hidup pengguna narkoba, perokok dan adegan ranjang. Kalau di film biasanya hal semacam ini kena sensor: “tit”, dikaburkan, dan dipotong. (Kalau di dunia penerbitan apa tidak ada sensor, ya?) (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline