Lihat ke Halaman Asli

Fierda WidyaPristi

Mahasiswi UPI

KKN Tematik UPI 2021: Sistem Pembelajaran Daring yang Dinilai Tidak Efektif bagi Para Pelajar

Diperbarui: 23 Juli 2021   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Senin, 19/07/2021) Rapat Guru Awal Tahun SDN Cikondang I (Dokpri)

Kasus pandemi Covid – 19 yang tidak kunjung membaik membuat rencana sistem pembelajaran yang semula akan diberlakukan secara luring / tatap muka terpaksa dibatalkan. Sehingga pembelajaran secara daring / online masih menjadi jalan terbaik dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran secara daring / online yang sudah berjalan selama lebih dari 1 tahun ini, dinilai kurang efektif. Hal tersebut dibenarkan oleh para guru SDN Cikondang I. Tidak hanya oleh para guru, namun para orang tua dirumah pun selalu mengeluh dengan pelaksanaan pembelajaran secara daring / online ini.

Saat mendampingi guru SDN Cikondang I rapat guna membahas terkait pembelajaran untuk tahun ajaran 2021/2022, merasa bahwa pembelajaran daring / online membuat mereka agak kewalahan. Pasalnya, para orang tua murid di SD tersebut tidak seluruhnya mengerti dalam menggunakan teknologi.

Proses KBM yang dilaksanakan melalui Whatsapp adalah salah satu pilihan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Karena aplikasi tersebut yang dikira paling mudah dalam penggunaannya, sehingga tidak terlalu menyulitkan para orang tua siswa. Namun pada kenyataannya sama saja. Banyak yang tidak memberikan respon ketika guru memberikan informasi di grup, bahkan untuk mengumpulkan tugas pun ada yang mengumpulkan ada yang tidak mengumpulkan. Kemudian, ketika diminta untuk mengisi data siswa melalui google form , banyak yang tidak mengisi. Terlebih para orang tua yang tidak memiliki handphone, ini juga menjadi salah satu hambatan yang diterjadi dalam terlaksananya pembelajaran secara online ini.

Keluhan orang tua siswa terkait pembelajaran online ini adalah banyak tugas anak – anak mereka yang seharusnya dikerjakan oleh anak tersebut malah dikerjakan oleh para orang tuanya. Karena para siswa yang acuh dengan sekolah. Mereka hanya terbiasa bermain dan lebih mementingkan keasikkan mereka dibandingkan dengan kewajibannya. Selain itu, banyak orang tua yang mengatakan bahwa anak – anak tidak mengetahui dan tidak mengerti secara penuh terkait materi yang mereka pelajari secara online melalui Whatsapp tersebut.

Ketika para orang tua mendampingi mereka mengerjakan tugas, kemudian ditanya apakah para siswa tersebut paham terkait dengan tugas yang sedang mereka kerjakan, tidak sedikit yang menjawab dan merasa bahwa mereka hanya sekedar mengerjakan tugas kemudian setelah dikerjakan, dikumpulkan kepada guru kelas mereka. Sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang cukup besar dan diharapkan peran orang tua yang harus lebih aktif di rumah dalam mengawasi dan mendampingi anak – anaknya terkhusus dalam segi pendidikan.

Untuk mengatasi hambatan yang terjadi, para guru melakukan home visit, yang dimana guru datang ke rumah siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Seharusnya home visit  ini mendatangi satu persatu siswa, dari rumah siswa yang satu ke rumah siswa yang lain, namun guru – guru biasanya melakukan home visit ini dengan mengumpulkan beberapa anak yang sekiranya rumahnya dekat untuk bergabung namun tetap dengan mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengefektifkan waktu.

Pada awal bulan Juli ini, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak tanggal 03 s/d 20 Juli. Yang kemudian diperpanjang sampai dengan tanggal 25 Juli 2021. Hal ini membuat para guru semakin resah, karena program home visit yang biasanya dilakukan beberapa hari dalam seminggu, guna mengatasi hambatan yang terjadi, justru terhalang oleh peraturan yang telah diberlakukan. Berlakunya PPKM ini membuat para guru harus lebih kreatif lagi dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara online.

Pembelajaran secara online ini diharapkan segera berakhir, karena sangat di khawatirkan nasib para penerus bangsa yang tidak dapat merasakan pendidikan yang kurang maksimal. Saya pun sempat menanyakan kepada para siswa, terkait dengan pembelajaran online ini. Mereka merasa bahwa pembelajaran online ini sangat membosankan, karena mereka tidak dapat belajar bersama dengan teman di sekolah dan tidak dapat bertemu serta bermain dengan teman – teman mereka. Juga berharap pandemi ini segera berakhir sehingga dapat melakukan aktivitas dan kegiatan terutama di sekolah secara normal seperti sebelum pandemi ini datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline