Lihat ke Halaman Asli

Fidyawati Pakaya

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tantangan Gen Z Menghadapi Dunia Kerja Nyata

Diperbarui: 14 Juni 2024   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/yi1nfZtJZ/Ernesto Ruscio

Gen Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, terkenal dengan keterampilan teknologi, kreativitas dan keinginan untuk membuat dampak positif. Namun, saat memasuki dunia kerja banyak Gen Z yang mengalami kesulitan, dalam beradaptasi dengan norma dan hierarki di tempat kerja yang kaku, hal ini dapat menyebabkan frustasi dan miskomunikasi.ss

Saat ini Gen Z telah memasuki dunia kerja dengan pandangan yang unik dan aspirasi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Terbentuk oleh era teknologi yang terus berkembang, serta pengalaman masa kecil yang didominasi oleh internet dan media sosial, Gen Z membawa dinamika baru ke dalam lingkungan kerja yang harus dipahami secara lebih mendalam.

Gen Z menghadapi tantangan adaptasi dalam mengintegrasikan diri ke dalam dunia kerja yang telah mapan, dengan budaya dan nilai-nilai yang mungkin berbeda dengan ekspetasi mereka. Budaya komunikasi yang berbeda karena Gen Z terbiasa dengan komunikasi cepat, terbuka dan informal melalui media digital, mereka menghargai umpan balik langsung dan kolaborasi.

Budaya kerja tradisional sering kali memiliki struktur hierarki yang kaku dan komunikasi yang terhambat, hal ini dapat membuat Gen Z merasa terisolasi, frustasi dan kesulitan untuk memahami ekspektasi. Generasi ini sering dianggap sebagai individu yang tidak sabar dan menginginkan hasil instan, yang bisa bertentangan dengan budaya perusahaan yang lebih tradisional, yang mungkin menekankan kesabaran dan loyalitas dalam membangun karir.

Gen Z sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, mereka menginginkan jam kerja yang fleksibel dan kesempatan, untuk memutuskan hubungan dari pekerjaan di luar jam kerja. Gen Z juga menuntut fleksibilitas yang lebih besar dalam hal jam kerja, lokasi kerja dan pola kerja yang lebih adaptif.

Hal ini bisa terjadi karena pengalaman generasi ini dalam menerima pendidikan di era digital, di mana pembelajaran jarak jauh dan aksebilitas informasi adalah sesuatu yang sangat normal. Kebutuhan akan fleksibilitas semacam itu dapat menyulitkan perusahaan yang terikat pada model kerja yang lebih tradisional.

Gen Z juga sangat menekankan keseimbangan dalam kehidupan kerja, mereka cenderung mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memberikan nilai tambah dalam bentuk fleksibilitas waktu dan dukungan untuk kesejahteraan mental.

Gen Z juga membawa keterampilan digital yang luar biasa dalam dunia kerja, mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi, media sosial dan tren digital yang merupakan aset berharga dalam lingkungan kerja. Perusahaan dapat memanfaatkan ini dengan memberdayakan Gen Z untuk memimpin inovasi dalam strategi pemasaran digital, pengembangan produk berbasis teknologi, dan transformasi digital secara keseluruhan.

Gen Z tumbuh dalam era di mana teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Akses yang mudah ke internet dan informasi telah mengubah cara mereka belajar dan berinteraksi dengan dunia. Namun, sumber daya digital yang melimpah juga membawa tantangan baru dalam pendidikan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Education First, Gen Z cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih pendek karena paparan mereka terhadap informasi yang cepat dan singkat di media sosial. Hal ini mempengaruhi cara mereka belajar di dalam kelas yang sering kali didominasi oleh pendekatan tradisional. Selain itu, pendidikan formal sering kali tertinggal dalam mengakomodasi kebutuhan dan preferensi belajar Gen Z.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline