Lihat ke Halaman Asli

Fidyawati Pakaya

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kepemimpinan Anies Baswedan: Melunasi Janji Kemerdekaan

Diperbarui: 27 September 2023   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/1L9LbHu

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) RI, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. atau dikenal dengan Anies Baswedan. Pada tahun 2024 mendatang Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar, atau lebih dikenal sebagai Cak Imin menjadi pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, untuk Pemilihan Presiden Republik Indonesia.

Tidak banyak yang tahu bahwa, Anies juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun, dan menggagas gerakan Indonesia Mengajar. Selain itu, Anies juga ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada Kabinet Kerja tahun 2014 sampai tahun 2016.

Anies Baswedan merupakan salah satu contoh pemimpin yang memiliki, value serta pengalaman yang patut untuk dipertimbangkan. Mengacu pada empat bingkai kepemimpinan (Four Frames of Leadership), dalam buku Reframing Organization oleh Bolman dan Deal. Saya mencoba untuk menganalisis bahwa, kepemimpinan Anies Baswedan telah menggabungkan tiga dari empat bingkai kepemimpinan, mencakup Structural Frame, Human Resource Frame, dan Political Frame.

Dari segi bingkai struktural, yakni pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies membuat program dan kebijakan, yang memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat yakni dengan mengimplementasikan, beberapa program dan kebijakan seperti pembangunan Kampung Akuarium, revitalisasi pasar tradisional, penutupan Hotel Alexis terkait bisnis prostitusi, pembentukan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPP, dan pembangunan Stadion Internasional Jakarta. Termasuk juga peningkatan pelayanan terhadap Kartu Jakarta Pintar sehingga berubah nama menjadi KJP Plus.

Dari segi bingkai sumber daya manusia, yakni pada saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies membuat gebrakan dengan melakukan perubahan terhadap mekanisme pelaksanaan Ujian Nasional dan Sertifikasi Guru, Anies berpandangan bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia, di mana perlunya peran guru yang besar sehingga kualitas guru juga harus ditingkatkan.

Pada mekanisme Ujian Nasional, Anies membentuk Indeks Integritas Ujian Nasional dengan tujuan untuk mengukur kejujuran siswa setiap daerah, dan juga penilaian Ujian Nasional diberikan penjelasan sehingga Ujian Nasional tidak lagi menjadi tolak ukur suatu kelulusan, melainkan hanya sebagai pemetaan pemerataan kualitas pendidikan daerah. 

Selain itu, Anies merilis program Uji Kompetensi Guru dan Sertifikasi Guru guna meningkatkan kualitas setiap guru di Indonesia, serta membentuk Direktorat Keayahbundaan untuk menguatkan peran orang tua dalam mendidik anak. Hal ini merupakan orientasi tugas atau pekerjaan kepemimpinan yang ditunjukkan dengan fokus kepada pekerjaan serta tanggung jawab.

Dari segi bingkai politik, yakni Anies memiliki pemikiran dan pandangan politik bahwa negara memiliki janji yang disebut dengan janji kemerdekaan, yang terdiri dari janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak bangsa. Anies berpandangan bahwa masih banyak masyarakat yang belum dilunasi kemerdekaannya.

Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, Anies memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang di wujudkan, dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan, seperti pendidikan sebagai Eskalator Ekonomi, artinya pendidikan pada saat ini tidak sama seperti pada zaman dulu, jika pada zaman dulu pendidikan tinggi dapat menaikkan status sosial ekonomi, lain halnya dengan zaman sekarang karena eskalator tersebut tidak bisa dinaiki semua orang, karena biaya pendidikan dan akses pendidikan yang terbatas.

Sehingga Anies mengeluarkan beberapa inisiatif pendidikan yang menciptakan perubahan positif di masyarakat. Seperti program Indonesia Mengajar, yakni dengan menempatkan anak-anak muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM), untuk mengajar selama satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru negeri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline