Lihat ke Halaman Asli

News Lapas Tahuna

Humas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tahuna

Ibadah Minggu Pagi, WBP Lapas Tahuna Ikuti Perjamuan Kudus

Diperbarui: 13 Oktober 2024   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Lapas Tahuna

Tahuna, INFO_PAS - Bertempat di Gedung Gereja Oikumene Filipi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tahuna, Ibadah Minggu pagi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus. Minggu (13/10).

Perjamuan Kudus adalah upacara suci umat Kristen yang dilakukan dengan memakan roti dan meminum anggur selaku  puji-pujian dan ucapan syukur serta sebagai simbol dimana roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur menjadi simbol darah Yesus.

Kepala Lapas Tahuna, Iskandar Djamil, melalui Kepala Seksi Adminitrasi, Keamanan, dan Ketertiban (Kasiminkamtib), Lazarus Hontong, selaku Ketua Pengurus Gereja Oikumene Filipi Lapas Tahuna menyampaikan ibadah minggu pagi serta perjamuan kudus bagi Warga Binaan merupakan wujud dari upaya rehabilitasi dan pembinaan rohani yang diharapkan dapat membantu Warga Binaan dalam proses perubahan ketika mereka kembali ke masyarakat.

"Kami juga berharap, melalui ibadah pada hari ini Warga Binaan dapat memaknai arti dari perjamuan kudus serta terus beriman dan menguatkan kebersamaan dalam kasih Kristus, sehingga adanya perubahan sikap dan perilaku serta motivasi untuk terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan berkenan dihadapan Allah," harapnya.

Sementara itu, Ibadah yang dilayani oleh Pendeta O.S. Towoliu-Tingginehe, S.Th dalam khotbahnya mengajak jemaat yang hadir untuk merenungkan pembacaan Alkitab dalam Ayub 28:28. "Bagian firman ini mengarahkan setiap orang yang mau mengerti setiap maksud dan proses Tuhan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.

"Lewat firman Tuhan dihari ini juga kita diingatkan untuk memelihara kerendahan hati, karena hanya dengan kerendahan hati kita mampu menerima teguran firman," tambah Pendeta Towoliu-Tingginehe, S.Th.

Pendeta O.S. Towoliu-Tingginehe, S.Th juga menjelaskan Takut akan Tuhan itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan adalah akal budi. "Sehingga setiap orang yang meminta hikmat dari Tuhan dia akan memiliki sudut pandang yang baik, yaitu sudut pandang Tuhan," jelasnya.

"Ayub bisa berproses luar biasa dengan Tuhan karena ia mau takut akan Tuhan, ayub bisa berproses dengan sabar untuk setiap apa yang Tuhan izinkan terjadi karena ia memiliki hikmat. Sehingga segala sesuatu boleh ia pandang dari sudut pandang Allah, yang dia percaya bukan merancangkan rancangan kejahatan tetapi rancangan damai sejahtera," terang Pendeta Towoliu-Tingginehe, S.Th.

Ibadah Minggu pagi serta perjamuan kudus diikuti dengan penuh khidmat oleh seluruh Warga Binaan serta Pegawai dan Keluarga yang hadir dalam ibadah tersebut.

Dok. Lapas Tahuna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline