Deru mesin motor memekikkan telinga. Bunyinya kompreng…preng..preng..preng laksana gantungan ribuan kaleng. Berisik!
Tapi Yasmine tak perduli.
Gadis cilik berambut ikal lebat itu duduk di amben reot sambil memainkan boneka jerami Ia memperhatikan anak –anak sebayanya bermain kelereng di halaman. Kadang Ia tertawa terkekeh sampai ambennya berderit kriet..kriet..kriet.
“Yasmine….sini!” Ia menggelengkan kepalanya menolak ajakan Kiki.
Sebenarnya Yasmine pingin bermain kelereng,tapi sebentar lagi Emaknya pulang. Dan Emak akan marah bila melihatnya belum mandi.
Dikejauhan, Emak dan Kakaknya Pandu berjalan beriringan. Mereka baru pulang dari kebun membawa sedikit hasil yang akan Emak jual kepasar esok pagi.
Wajah Emak dan Kakaknya terlihat lelah,ada bekas lumpur di sela sela kaki mereka.
Senyum Jasmine mengembang “ Kak, apakah engkau membawakan sesuatu untukku?”
“Eh..baru datang kok sudah minta oleh-oleh to nduk” Sahut Emak. Lalu Ia membasuh kakinya di sumur.
Kakaknya,Pandu mengeluarkan tas kresek hitam. Mata Yasmine terbelalak ketika membukanya. “Jambu mente!”pekiknya riang. Sudah lama sekali Ia tak memakannya.
Dulu ketika Bapak masih hidup, beliau suka sekali membawakan Yasmine dan Pandu Jambu mente yang banyak tumbuh di sekitar bukit dekat kebun mereka.Rasanya asam bercampur sepat, namun bila beruntung kadang ada yang manis.