Lihat ke Halaman Asli

Lincak

Diperbarui: 7 April 2016   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="female.kompas.com"][/caption]Meskipun tubuhnya *tengkes, anak perempuan itu gesit merawat ibunya yang sedang sakit. Sesekali Ia menggajak ibunya berbincang tentang apa yang yang telah dilaluinya disekolah tadi.

Tatik, umurnya 14 tahun, wajahnya manis dan anaknya periang. Kata Ibu, Ia mengidap penyakit *Dwarfism. Tubuhnya takkan bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya. Meskipun dia sering di bully oleh orang-orang dan menganggap aneh keberadaannya. Tatik tak peduli. Prinsipnya selama ia tak merepotkan orang, kenapa mesti sedih.

Bapak Tatik seorang kenek angkot. Dulu sepulang kerja Bapak suka membelikan Tatik martabak manis. Dan memakannya bersama-sama sambil leyeh-leyeh *lincak ditemani segelas teh tawar bikinan Ibu. Tatik merasa hidupnya sangat bahagia.

Semenjak maraknya transportasi online, pendapatan Bapak menurun drastis. Jangankan oleh-oleh martabak manis buatnya, untuk biaya hidup sehari-haripun susah,mereka sering berhutang diwarung apalagi buat biaya pengobatan Ibu  nyaris tak ada sedangkan Kontrakankan sudah 6 bulan terlambat dibayar.

Diam-diam Tatik sering menguping pertengkaran Bapak dan Ibu dikamar yang hanya disekat oleh dinding triplek. Airmatanya meleleh karena Bapak sering menyalahkan sakitnya Ibu. Padahal sewaktu Ibu sehat,beliau juga bekerja sebagai tukang cuci dan setrika.

***

Didekat perempatan jalan, dibawah pohon beringin. Ada penjual es doger yang mangkal disitu. Kalau siang banyak orang yang antri membeli disana. Kata teman-teman sekolahnya sih enak, Tapi Tatik belum pernah mencobanya. Sebab tak ada uang untuk membelinya. Padahal Tatik ingin sekali mencicipi. Apalagi saat cuaca panas begini. Kerongkongan Tatik kering kehausan.

Tiap dapat upahpun, uangnya selalu dia berikan ke emak. Sudah 3 bulan ini Tatik bekerja menjadi tukang cuci dan setrika, melanjutkan pekerjaan emak. Tiap hari dia bangun sebelum subuh, mencuci baju di kali dan menjemur pakaian itu di depan rumahnya. Setelah semuanya selesai barulah Ia berangkat sekolah. Pulangnya  dia meyetrika baju-baju itu dan segera mengirimkan ke rumah-rumah pelanggannya.

Mungkin karena kelelahan, badan Tatik demam. Ia menggigil kedinginan diatas lincak. Tak sadar iapun tertidur.Dia mimpi aneh, seseorang mencekengram tubuhnya dan menarik bawahannya kasar. Ia meronta dan melawan, namun tubuhnya tak sebanding dengan bobot lelaki itu. Tatikpun ketakutan dan terbangun.

Tenyata itu bukan mimpi. Matanya menangkap wajah Pak Dullah, teman Bapaknya yang berada tepat diatasnya. Yang tengah menuntaskan hajat binatangnya dengan beringas.Mulutnya bau arak oplosan, membuat perut Tatik mual.Ia mencoba berteriak memanggil ibunya, namun tangan kekar itu membekap mulutnya. Membuatnya susah bernafas. Akhirnya Ia pasrah bersama deritan lincak.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline