Ada saja yang membuat saya mengeluh. Banyak kerjaan ngeluh, kena panas ngeluh, kehujanan ngeluh, bengong terus ngeluh. Makan diwarung, lihat pelayannya lelet, ngeluh. Bangun kesiangan ngomel-ngomel, apalagi nggak punya duit sudah deh muka di tekuk kek kue panekuk.
Gludak! Ya gitu deh, kalau manusia seperti saya yang terlalu banyak maunya. Pingin ini itu. Pinginnya semua keinginan langsung tersedia dalam sekejap mata. Tring! Nggak pake lama! Saya ingin semua dalam kendali saya, dan itu akan membuat saya bahagia Tapi kenyataannya, itu tidaklah mungkin terjadi. Karena semuanya memiliki alur sendiri.
Dan, hari itu di youtube, sebuah video sudah membuat saya menangis. Apalagi dasarnya saya cengeng banget. Mudah sekali tersentuh. Video tentang laki-laki yang berumur 17 tahun yang didiagnosa menderita progeria sejak kecil. Menurut wikipedia progeria adalah kelainan genetik yang sangat langka dimana gejala menyerupai aspek penuaan yang terwujud di usia yang sangat dini. Progeria adalah salah satu dari beberapa sindrom Progeroid. Kata Progeria berasal dari kata Yunani "pro" yang berarti "sebelum" atau "prematur", dan "geras" yang berarti "usia tua". Gangguan ini memiliki tingkat kejadian yang sangat rendah, yang terjadi pada sekitar 1 per 8 juta kelahiran hidup. Mereka yang lahir dengan progeria biasanya hidup sampai pertengahan remaja untuk awal dua puluhan. Ini adalah kondisi genetik yang terjadi sebagai mutasi baru, dan jarang diwariskan, karena pasien biasanya tidak hidup untuk bereproduksi. Meskipun progeria istilah berlaku ketat berbicara kepada semua penyakit yang ditandai dengan gejala-gejala penuaan dini, dan sering digunakan dengan demikian, sering diterapkan secara khusus mengacu pada Hutchinson Gilford sindrom progeria-(HGPS).
Sam Bern sosok laki laki yang ceria. Progeria tidak menghalangi langkahnya untuk hidup normal dan berfikir positif dalam segala hal. Dia terus maju berjuang untuk mendapatkan apa yang di inginkannya.
Dalam ceramahnya di TEDx, Sam Berns bercerita tentang empat filosofinya tentang hidup bahagia.
·Berbahagialah dengan apa yang tidak bisa kita lakukan, karena masih banyak yang dapat kita kerjakan.
·Berada disekeliling orang – orang yang kita inginkan, karena mereka dapat memberikan pengaruh yang positif.
·Terus bergerak untuk maju.
·Tidak melewatkan pesta.
Sam Bern sudah menemukan kebahagiaan sejati. Sedangkan saya masih mencari – cari kebahagiaan itu apa. Padahal bahagia itu amat sederhana, bila saya tak banyak mengeluh. Yup! Mengeluh bukanlah solusi untuk mendapatkan kebahagiaan, Namun bagaimana caranya saya mensyukuri tiap detik apa yang telah saya dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H