[caption id="" align="aligncenter" width="337" caption="www.decodedscience.com"][/caption]
Zaman sekarang, anak-anak sudah lumrah bermain internet. Nggak hanya di kota, di desapun anak-anak sudah semakin melek internet. Apalagi begitu mudahnya di akses lewat handphone. Coba deh perhatikan, anak-anak sekolah sekarang bawaanya sudah smartphone, mereka sudah asyik bermain game online atau facebookan bareng teman-temannya.
Saya punya cerita ketika keponakan saya kelas empat (sekarang sudah kelas 1 SMP), dia gandrung bangetsama facebook. Temannya banyak karena mungkin wajah ponakan saya lumayan cakep. Saya penasaran bingit ketika melihat ponakan saya ini suka melototin hape, senyum sendiri bahkan ketawa ngakak. Sepertinya dia sibuk terus sama hapenya. Saya pingin tahu sibuk ngapain sih dia? Karena nggak punya account facebook, tak mungkinlah saya mengintip akun keponakan saya bila kami tak berteman. Kemudian Saya pura-pura berlagak OON, minta ajarin gimana caranya buat akun facebook.
Mulanya ponakan saya nggak percaya masak tantenya yang imut dan manis kayak gula di kerubungi semut ini nggak bisa facebookan. Apa kata dunia!!!!!! Tapi saya nggak kalah trik. Saya masukkan saja asal-asalan waktu sign Up. Hehehhehe baru deh dia percaya.
Betapa terkejutnya saya ketika tahu isi facebook ponakan saya. Ampun makkkkkkkkkkkk!!!!! Ada adegan layak sensor yang dikirim teman-temannya yang usianya diatas dia. Hiks! Ketika saya tanyakan ke ponakan saya, apakah dia sudah lihat itu, takut - takut dia bilang nggak. Saya advise dia baik-baik.
Tak banyak bicara saya minta kakak untuk mengecek hape putrinya dengan catatan nggak boleh marahin anaknya. Saya percaya banget pendekatan personal lebih efektif daripada marah nggak karuan. Akhirnya setelah kejadian tersebut ponakan saya menutup akun facebooknya. Kakak sayapun lebih care. Begitupun saya lebih care mengawasi Key bermain internet. Saya termasuk ibu yang parno, sampai sekarang Key tidak memiliki akun FB, Meskipun papanya sudah memblok situs porno tapi yang namanya gambar vulgar masih bertebaran. Apa yang bisa kita lakukan selain memberitahu mereka apa yang boleh di lihat dan tidak berikut alasan yang masuk akal kenapa mereka di larang.
Dan namanya orangtua kita nggak bisa berhenti di situ saja, supaya tak kecolongan saat anak bermain di dunia maya. Banyak yang harus kita ketahui karena internet seperti buku terbuka, dimana anak bisa mencari apa saja dan makin kreatif mencari apa yang mereka mau contohnya seperti internet slang. Supaya mereka tetep dianggap gaul oleh teman-temannya. Emangnya enak di bilang ndeso atau kampungan.
Jangankan anak-anak, kita aja suka make beberapa istilah internet slang ketika berinteraksi dengan teman-teman di BBM Line atau WA seperti LOL(laughing out loud). Kalau kita concern dengan mereka sepatutnyalah kita juga harus belajar bahasa gaul yang sering dipakai anak-anak. Supaya kita jadi lebih berhati-hati dan waspada ketika anak memberikan warning.
Memang tak semuanya internet slang itu berbahaya hanya saja ada beberapa istilah yang kudu kita waspadai, misalnya kita melihat di bbm anak ada no 420 . Kita nggak ngeh arti no tersebut tersebut. Apakah no rumah, jawabal ulangan atau togel? Aw aw aw..Mo nyari di internet pas pula internet mati, mo nanya temen mereka kagak tahu juga artinya. Sama aja boong.
Nah daripada pusing tujuh keliling, ini saya rangkum beberapa kata slang yang harus kita beri tanda merah:
- ·8Oral sex
- ·143I love you
- ·420Marijuana
- ·53XSex
- ·BrokenHangover from alcohol
- ·Cu46See you for sex
- ·CD9/Code 9Parents/Adult around
- ·GNOCGet Naked on Cam
- ·GYPOGet your pants off
- ·GNRNGet Naked Right Now
- ·IWSNI want Sex Now
- ·KOTLKiss on the Lip
- ·(L) MIRLLets meet in real life
- ·MOS/ POSMom Over Shoulder / parents over shoulder
- ·NIFOCNaked Infront Of Computer
- ·P911 Parents Emergency
- ·PAW/PRWParents Are Watching
- ·PIR Parents In Room
- ·PRONPorno
- ·SUGARPICSuggestive or erotic photo
- ·TDTMTalk dirty To me
- ·YWSYou Want Sex
- ·WYCMWill You Call me
- ·WTFWhat The Fuck
- ·RU18Are you 18
Ya udah gitu aja! Jadi inget kata bang Napi kejahatan bukan hanya karena niat pelaku tetapi juga adanya kesempatan. Yuk para orangtua, khususnya para emak kita harus tetep menjaga anak kita, meskipun kita tak bisa menjaganya selama 24 jam, setidaknya kita juga berdoa sama YANG MAHA KUASA supaya anak kita tetep di LINDUNGI OLEHNYA.
Sumber bacaan