Indonesia ialah salah satu negara penghasil udang Vaname terbesar di dunia. Udang Vaname adalah udang yang hidup di air tawar, yang memiliki nama latin Litopenaeus Vannamei. Udang Vaname terkenal dengan pertumbuhannya yang cepat, daya tahan terhadap berbagai lingkungan dan adaptabilitasnya pada sistem akuakultur. Pemberdayaan udang Vaname berkembang secara pesat pada wilayah yang juga menjadi pusat produksi udang Vaname di Indonesia yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi serta Nusa Tenggara.
Selain pertumbuhan udang Vaname yang cepat, penting untuk diperhatikan tantangan dalam pemberdayaan udang Vaname yang tidak mudah. Dengan pengelolaan air yang baik serta lingkungan di sekitarnya. Seiring perkembangan zaman, teknologi sangat berperan dan tidak bisa dihindari perannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui sebuah penemuan Paundra Noor Baskoro yang merupakan lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang yang memanfaatkan (IoT) Internet Of Things guna mengontrol kondisi kolam dan kualitas air. Hal ini berawal saat Paundra serta ketiga rekannya gagal di tahun pertama dalam mencoba dan memulai sebuah usaha tambak udang Vaname dengan memanfaatkan lahan yang tidak lagi produktif di Pacitan, Jawa Timur.
Karena kegagalan yang telah terjadi, ia tidak lantas menyerah begitu saja. Tepat di tahun 2020, ia berhasil menemukan sebuah penemuan dengan sistem Internet Of Things melalui teknologi sensor monitoring kualitas air, suhu dan juga PH air yang ditampilkan menggunakan layar PC yang terhubung ke sistem data monitoring yang bergerak secara real time.
Bentuk penemuan dan penelitian terhadap sistem IoT, merupakan bentuk keresahan lingkungan sekitarnya yang bermayoritas pembudidaya udang yang saat gagal panen ataupun gulung tikar dikarenakan usaha tambak yang berhenti serta ketika hasil budidaya yang tak menentu.
Paundra menyadari akan satu hal untuk ia menekuni bidang kelautan dan perikanan karena ia tinggal di wilayah pesisir Timur, bagian Selatan pulau Jawa. Atas bekal ilmu yang ia dapat di bangku kuliah, ia memulai riset di sebuah kolam berbentuk bundar yang berukuran sekitar 3 meter lalu setelah itu ia menabur bibit udang Vaname serta mengidentifikasi jenis penyakit yang di derita si udang Vaname. Kegagalan yang kembali terjadi, tidak membuatnya menyerah karena ia terus mencobanya selama tiga tahun sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah formula racikan serbuk dan monitoring kualitas air secara digital yang disebut IoT atau Internet Of Things.
Berkat rasa pantang menyerah yang ia miliki, IoT berfungsi sebagai solusi bagi para petani udang karena limbah yang dihasilkan tambak udang dapat tersaring dengan baik. Atas hal ini, ia bertekad mengembangkan lebih luas penemuannya agar bisa digunakan secara luas oleh masyakarat di Indonesia.
Cara tradisional seiring perkembangan teknologi dan jamannya dibuat dengan langkah dan cara yang modern sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih unggul serta meluas di pasaran manapun. Paundra berharap hal ini juga menjadi sebuah terobosan dan langkah yang baru yang juga bisa di dukung oleh pemerintah untuk menjadi suatu sarana serta solusi yang tepat bagi para petani udang Vaname serta meminimalisir gagal panen yang terjadi ataupun perekonomian para petaninya dalam pengelolaan bibit-bibit udang Vaname secara tepat.
Sehingga, bukan hanya hasil udangnya yang maju dan makmur melainkan para petaninya juga dapat kemakmuran atas jerih payahnya dan hasilnya yang menyenangkan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H