Hidup di tengah pandemi sudah menjadi pilihan bagi generasi milenial saat ini. Kurang lebih Satu setengah tahun wabah Covid-19 melanda tanah air, dan berdampak buruk pada semua orang dari berbagai usia secara khusus generasi milenial.
Pemberlakuan Pemabatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan kebijakan progresif pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19. Pro dan kontra pun bermuculan terkait penerapan PPKM tersebut, secara khusus kaum melenial yang masih banyak melakukan berbagai rutinitas diluar rumah.
Saya petik sebuah pengalaman tiga minggu yang lalu saat PPKM diberlakukan di Kota Medan. Banyak melenial tengah mengeluh karena harian kerja yang dikurangi dan bahkan ada yang dirumahkan akibat PPKM diberlakukan.
Dari kejadian tersebut terlihat kesulitan milenial semakin tak terkendali, baik kesulitan dalam berinteraksi, kesulitan adaptasi dengan teknologi maupun kesulitan keuangan atau finansial.
Dengan di berlakukannya penyesuaian ini, Semua bentuk aktivitas menjadi terhambat. Sekarang Ibarat "Hidup segan mati tak mau" begitu katanya. Hal demikian sangat di rasakan teman-teman milenial terutama mahasiswa yang kerja sambil kuliah dimasa pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang masih sukar untuk dipastikan kapan berakhirnya memicu banyak masalah ditengah generasi milenial, khusnya masalah finansial. Hal ini membuat banyak milenial khawatir, mengeluh, gelisah dan kurang percaya diri karena sulit menemukan solusi yang kongkrit terhadap masalah yang sedang di alami.
Boleh pasrah, tapi jangan menyerah. Tetap konsisten untuk mengantisipasi setiap persoalan dan tekanan yang terjadi dengan beradaptasi pada setip perubahan. Berpikir optimis dan juga berpikir positif menjadi pegangan dan komitmen bersama antara generasi milenial. Artinya, generasi milenial tidak alasan untuk frustasi pada kondisi saat ini, namun harus benar-benar siap hidup berdampingan dengan Covid-19 yang sedang melanda.
Djumariah Tenteram, Direktur Retail Banking Permata Bank mengungkapkan data bahwa berdasarkan Trans Union Wave 10 Pulse Survey-July 2020 menunjukkan 54 persen anak muda yang mulai membangun finansialnya terpaksa kembali memulai dari awal diterpa oleh keadaan yang kurang menentu saat ini, dan 22 persen diantaranya merasa vulnerable secara finansial.
Pesatnya perkembangan teknologi pada zaman ini sangat membantu generasi milenial lebih kompetitif. Satu-satunya jalan untuk tetap bertahan selama pandemi berlangsung adalah meningkatkan produktivitas dan kreativitas dengan memanfaatkan teknologi canggih dengan tepat.
Melihat Kasus Corona di Indonesia masih relatif tinggi karena penularan virus yang belum terkendali di masyarakat.
Maka untuk kebaikan masyarakat menurut pemerintah PPKM Darurat harus tetap dilanjutkan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 sampai wabah ini benar-benar pulih seperti sedia kala.