Akankah akhirnya manusia bisa menyelamatkan tanpa mengorbankan??
Kita semua adalah makhluk hidup. Mulai dari peliharaan anda, tumbuhan disekitar anda, dan anda sendiri. Nah, seperti sebuah bangunan dimana bagunan tersebut pasti terbuat dari sesuatu yang lebih kecil, dan paling kecil merupakan pasir atau kerikil. Sel, adalah pasir bagunan untuk mahkluk hidup.
Sel adalah partikel terkecil yang menyusun kita sebagai makhluk hidup. Sel sel yang memiliki fungsi dan spesifikasi fisik yang sama ini bisa menyatu dan membuat sebuah jaringan. Sel dan jaringan inilah yang membentuk seluruh bagian tubuh makhluk hidup. Sel inilah yang membentuk daya imunitas kita, seperti hati dan sel darah putih. Namun semakin banyak penyusun suatu benda, makan semakin besar lah "Margins of Errors" nya.
Pernahkah anda pikirkan bahwa setiap perbuatan dan keputusan manusia memiliki sebuah resiko. Bahkan berkendara untuk sekolah atau pergi bekerja pun memiliki sebuah resiko. Sama halnya dengan manusia itu sendiri, manusia sebagai sebuah makhluk hidup juga pastinya akan terserang oleh penyakit seiring berjalannya waktu. Karena dengan berjalnnya waktu daya imunitas manusia semakin menipis.
Salah satu penyakit fatal dari menurunya kinerja tubuh ini adalah kanker. Diperkirakan oleh "The American Cancer Society's" tahun 2019 ini akan ada 14.770 orang yang akan meninggal yang dimana penyebabnya adalah kanker, data itu saja haya terbatas di Amerika dan kanker ginjal saja. Kalau kita melihat statistik pada tahun 2011-2015, 439.2 dari 100.000 orang telah terjangkit kanker. Statistik ini tentu sungguh mengerikan karena kita tidak tahu siapa atau kapan penyakit kanker ini akan menyerang. Dengan penyakit berbahaya seperti kanker, serangan jantung, diabetes, stroke, dunia semakin lama semakin terasa seperti bermain judi dengan 7 triliun orang. Namun jika anda kalah!! Nyawa anda harganya!!
Kemudian pada November 1998 di University of Wisconsin, Amerika sekelompok peneliti muda berhasil mengembangkan embrionik "stem cell" manusia pertama. Sebenarnya stem cell ini bukan merupakan hal yang baru bagi para ahli ahli biologi di seluruh dunia. Stem cell ini sebenarnya ditemukan bahkan sebelum dua perang dunia dimulai, yaitu pertama kali ditemukan di jurnal penemu Jerman bernama Ernst Haeckel yang ditulis pada tahun 1868. Haeckel yang merupakan pendukung teori evolusi Darwin ini mempercayai bahwa semua sell berasal dari sebuah sel nenek moyang yang sama atau mirip antar satu sama lain. Jadi sel sel yang berbeda dalam tubuh ini sebenarnya merupakan sebuah sel yang sama. Namun seiring berjalannya evolusi sel ini melakuan spesialisasi dimana sell ini berubah bentuk dan spesifikasi demi melengkapi proses kehidupan makhluk hidup.
Kemudian anda mungkin bertanya,"Lalu apa hubungannya dengan kesehatan manusia?". Nah, karena Haeckel memunyai teori bahwa semua sell dulunya adalah satu, para ahli biologis mulai berpikir, bahwa bagaimana jika mereka bisa mengembangkan sel sel yang terspesialisasi, dari sel yang belum terspesialisasi. Maksut dari sel yang terspesialisasi adalah sebuah sel yang memiliki fungsi spesial yang tidak bisa dilakukan oleh sebagian besar atau bahkan semua sel yang lain. Sedangakan Sel yang belum terspesialisasi, adalah sel muda yang belum masuk ke kategori atau fungsi tersendiri. Apabila hal ini bisa dilakukan dengan skala yang optimal dengan biaya yang tidak begitu mahal. Manusia mungkin bisa menemukan cara untuk menyelamatkan pasien gagal ginjal misalnya, tanpa mengorbankan ginjal orang lain!!
Memang, stem cell ini bukanlah hal yang baru, namun dengan semakin majunya teknologi, para ilmuan telah berhasil mengembangkan organ dari sel sederhana yang dapat diandalkan dan tidak berbahaya relatif baru akhir akhir ini. Dalam dunia kesehatan, ini tentunya merupakan penemuan yang luar biasa tidak hanya dalam operasi transplantasi , namun juga dalam ilmu neurologi dan ortopedi. Namun, teknologi stem cell ini masih memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah susah dan rumitnya mencari sel yang cocok untuk dibiakkan dengan metode stem cell supaya bisa mengganti jaringan dalam tubuh pasien yang rusak.
Berberapa orang mulai mengkonsiderasikan mengambil bibit stem cell ini dari janin yang sudah gugur,Kenapa? Karena dalam janin masih banyak sekali sell yang belum mengalami spesialisasi, sehingga lebih mudah untuk mecari sel yang cocok yang juga belum ter-speliasisasi. Praktik ini bisa meng-eleminasi salah satu kendala praktek stem sell. Namun nyatanya dalam praktek dunia nyata proses ini jauh lebih susah dan rumit.
Salah satu permasalahan dalam mengambil bibit stem cell dari janin yang telah gugur adalah tentang bio-etika. Dimana berberapa orang berpendapat bahwa mengambil sel dari janin yang sudah gugur menjadikan suasana seperti ilmu kedokteran akhirnya bisa menghasilkan uang dari kematian makhluk hidup. Jika kita berpikir sejenak, memang sebenarnya argumen itu masuk akal. Lalu kenapa hampir di seluruh bidang sains memiliki etika tertentu? Etika dalam operasi ada supaya pihak yang bersangkutan tidak menyalahgunakan properti bersangkutan yang bisa merusak atau mengganggu lingkungan atau makhluk hidup yang bersangkutan maupun anggota keluarga apabila yang bersangkutan adalah manusia.
Namun, sekelompok orang atau ilmuan lain bisa juga mengatakan bahwa dengabn mengambil bibit stem sell dari janin yang sudah gugur merupakan sebuah kehormatan bagi keluarga dari janin yang bersangkutan, karena menurut mereka, adalah sebuah kehormatan untuk menyemalatkan seseorang dengan menggunakan bibit stem cell yang diambil dari janin mereka yang telah gugur. Argumen ini juga masuk akal,menurut saya sendiri lebih baik saya menyelamatkan seseorang yang bisa diselamatkan daripada menjaga janin yang sudah tidak bisa lagi diselamatkan.
Opini saya sendiri, saya sangat mendukung praktek stem cell dengan mengambil bibit dari janin yang sudah gugur, namun selama ada persetujuan dari pihak keluarga yang bersangkutan. Dengan ini pasti akan terjadi kesepakatan antara pihak donor dan pihak resepien yang pada akhirnya menghambat adanya protes oleh keluarga pemilik janin yang mengaku bahwa mereka dipaksa mendonorkan sel janin mereka ke pihak resepien. Untuk menegaskan ulang, saya sangat menyetujui praktik pengambilan bibit stem cell dari janin yang telah gugur selama pihak orang tua diberi tahu dan setuju mengenai hal tersebut.
Sekian adalah Essay saya mengenai Stem sell yang semakin hari semakin maju teknologinya. Saya harap dengan adanya stem sell ini angka kematian karena penyakit neurologi, Ortopedi, atau bahkan terlalu lama menunggu organ donor dapat diminimalkan. Namun sebagian besar dari kita adalah rakyat biasa, sehingga kita hanya bisa berharap para ilmuan berhasil mengembangkan stem cell supaya bisa jauh lebih efektif, murah, dan efisien dalam penggunaannya di dunia medis. Selain itu saya juga mengharapkan supaya dunia medis di Indonesia ini supaya semakin maju supaya kitab sebagai rakyat Indonesia bisa memanfaatkan teknologi stem cell ini saat sudah tersedia dan terjangkau.