Lihat ke Halaman Asli

Fidel Haman

Guru/Bloger

Gerimis Sore dan Kenangan

Diperbarui: 12 April 2024   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore yang gerimis di Cijantung, Jakarta Timur. (Dok. Pribadi)

Gerimis dan sore yang sepih. Jalanan ibu kota pun lenggang. Aku ditemani segelas kopi hangat.

Aku meneguknya berkali-kali, berharap gerimis segera berlalu. Bahkan hingga tegukkan terakhir, gerimis sore ini pun tak lekas pergi.

Sudahlah. Kubiarkan gerimis berlarut-larut. Ada kenangan yang tetiba terlintas. Ingatanku segera pergi ke masa silam. Merindu gerimis sore di kampung kecil, tanah asal.

Aku teringat akan tungku api kesayangan ibu. Sumber hangat kala gerimis enggan pergi. Juga beberapa nasihat ibu yang jarang diajarkan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan.

Ibu dan tungku apinya selalu membuat gerimis bermakna. Tak ada waktu yang sia-sia kala gerimis berlarut-larut. Sebab, dari tungku apinya ada hangat, dari tutur kata dan lakunya ada pelajaran.

Sosok ibu, gerimis beserta tungku apinya bertahun-tahun silam telah merangkai kenangan yang kini hadir kembali. Gerimis sore ini menghadirkan itu kembali. Terimakasih telah sejenak membawaku kembali ke masa silam penuh makna.

Cijantung - Jakarta Timur; Jum'at, 12 April 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline