Lihat ke Halaman Asli

Fidel Haman

Guru/Bloger

Manusia Ibarat Gandum di Antara Ilalang

Diperbarui: 23 Juli 2023   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Manusia lahir dengan kepolosan dan kesucian. Tak bernoda dan tanpa cacat cela. Ia murni. Sebab Allah melihat semuanya itu baik.

Dan karena terlahir baik dan suci, ia berhasrat agar segalanya berjalan dengan baik dan baik selalu. Dan karena itu manusia selalu ingin melampaui dirinya, mencita-citakan segala kebaikan seluas semesta.

Itu makanya tak seorang insan manusia pun mencita-citakan kehancuran bagi dirinya. Keburukan tidak pernah menjadi impian. Dan jatuh bukanlah hal yang dirindukan.

Kerinduan manusia adalah hal-hal baik. Impian manusia adalah kebahagiaan dan berharap segalanya berlangsung baik-baik saja.

Namun segalanya tidak selalu seperti yang dibayangkan. Tidak selamanya terjadi sesuai impian. Sebab tidak bisa disangkal segenap impian merangkul erat kelemahan manusiawi. 

Manusia boleh saja berimpian dan lantas berjuang menggapainya, kelemahan manusiawi tidak serta merta lepas dan sirna. Keduanya selalu beriringan.

Ibarat gandum di antara Ilalang, demikianlah insan manusia hidup dalam dua tegangan abadi. Antara mimpi dan kelemahan insani yang mengiringi.

Seperti gandum, manusia terlahir baik adanya. Tuhan memperlengkapi manusia segala hal baik bagi kehidupannya.

Dunia adalah tanah yang tidak saja menumbuhkan gandum tetapi juga ilalang. Kelemahan, kejahatan, dan segala kekuatan jahat adalah ilalang.
Namun kekuatan yang Tuhan berikan memampukan manusia bertahan hingga pada akhirnya ditarik dan dipisahkan kembali dari ilalang.

Petojo Utara, Gambir;
Sabtu, 22 Juli 2023.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline