Lihat ke Halaman Asli

Fidel Haman

Guru/Bloger

Pentingnya Konsistensi

Diperbarui: 26 Juni 2023   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. tamasia.co.id

Pagi ini, agenda saya adalah mengantar seseorang dari Cijantung ke Senen. Kami harus tiba di Senen sebelum pkl. 08.00. Untuk itu, kami akan berangkat paling lambat pukul 06.30 demi kenyamanan.

Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah keramaian jalur dari arah Cijantung hingga Senen. Jalur ini adalah salah satu jalur ramai menuju ibu kota dari arah timur, apalagi pada pagi dan sore hari. Macet sering kali terjadi di jalur ini. 

Tidak hanya satu dua titik tetapi di beberapa titik mulai dari pasar Kramat Jati hingga PGC, juga selanjutnya ketika memasuki Dewi Sartika, Kampung Melayu, Matraman hingga Kramat Raya. Inilah derita yang harus dialami  oleh para pencari cuan kala pagi dan sore hari.

Makanya kami rencanakan akan berangkat pkl. 06.30.
Alasannya agar tidak telat. Dan hal ini dipastikan akan membuat aman dan nyaman; selain tidak telat, juga jalan lebih santai, tidak huru-hara dan menghindari macet. Lebih dari itu, emosi juga akan terjaga sehingga diharapkan positif, hati terasa senang, aura dan semangat pun ceria dan bersinar. Inilah rencana yang sekaligus menuntut ditepati dengan konsisten.

Malam berlalu, pagi pun hadir. Kami terbangun sesuai rencana. Namun segera saja hal-hal lain yang tidak terencana terjadi. Rasa malas dan candu gadget. Hidangan pagi dari telepon pintar jauh lebih nikmat dibanding mengingat rencana yang seharusnya segera ditepati, agar hal-hal tak terduga dan tak diinginkan tidak terjadi.

Sedikit demi sedikit, waktu berlalu. Dan singkat cerita, pkl. 06.30 tiba. Bukannya harus berangkat, kami malah masih bersiap-siap. Alhasil, pkl. 06.55 kami benar-benar baru berangkat.

Inilah ketidakterdugaan ke dua, setelah yang pertama; rasa malas dan terbius smart phone.

Selang 1 menit, motor kami masuk ke jalur Jalan Raya Bogor. Ramai dan macet. Ketidakdugaan ketiga harus kami lalui. Mood mulai terganggu. Ada penolakan atas kenyataan macet tetapi segera sadar bahwa ini akibat runtut dari ketidakterdugaan pertama. Tak ada pilihan, selain jalani dan nikmati.

Beberapa titik macet terjadi di sepanjang jalan dari Cijantung menuju PGC. Waktu yang normalnya hanya butuh 15 atau 20 menit untuk sampai di PGC, kali ini 30 menit.

Belum sampai di situ, beberapa titik macet dari PGC hingga Kramat Raya masih juga dialami. Tidak bisa menghindar, sebab tidak ada jalur alternatif, selain tetap ada di jalur utama ini.

Ketidakterdugaan ketiga berlanjut ke yang keempat, yakni afeksi dan emosi terganggu. Sejak kali macet pertama hingga berkali-kali, litani cemas, kecewa, marah dan stress seakan mengiringi perjalanan. Beberapa kali harus mengecek jam di layar HP dan jalan tidak bisa pake default atau mode normal sesuai settingan pabrik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline