Lihat ke Halaman Asli

Fidel Haman

Guru/Bloger

Untuk Semua yang Bernama Ibu

Diperbarui: 7 November 2022   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Untuk Semua Perempuan yang Bernama Ibu......

Ibu tak habis-habisnya diceritakan caritanya (kasihnya). Banyak cerita tentangnya karena bersamanya selalu ada carita. Ia bercerita dengan carita. Ia menulis cerita bagi buah hatinya pun dengan carita. Tiada hari tanpa carita, tiada saat tanpa kasihnya.  Sebab jauh di dasar hatinya tersimpan cinta bak samudera.

Untuk seorang yang bernama ibu itu, apa katamu? Untukku ibu adalah segalanya. Cinta seluas samuderalah yang membuat dirinya menjadi segalanya bagi anak-anaknya. Cinta itu pula yang membuatnya mampu menerima apa pun dan menjadi larut di dalamnya. Susah dan senang, suka maupun duka, siang dan malam. Seperti Maria, perih, sakit dan segala perkara disimpannya dalam hati, tertutup rapat demi tidak diketahui anaknya. Dengan segala daya, ia berusaha tampil ceria dan kuat di hadapan anak-anaknya yang terkasih.

Tak peduli seberapa dalam luka yang menembusi hatinya. Ia hanya ingin anaknya terus tetap bahagia dalam keadaan apa pun. Baginya mencintai itu tanpa batas waktu dan situasi. Segala waktu dan situasi adalah saat untuk menabur cinta tanpa batas.

Ibu memang segalanya. Ia terlatih dan ditempa oleh banyak keadaan yang tak mungkin dijumpai di bangku sekolah, yang paling dini pun juga sekelas doktor dan profesor.

Sekolah menjadi ibu adalah setiap keadaan yang dijumpainya. Keadaan tersulit dan juga yang paling menentukan adalah waktu 9 bulan. Sangat singkat jika dibanding sekolah formal. Tetapi ia melampaui yang formal itu. Betapa tidak, 9 bulan itu dijalani tanpa jeda dan terputus. Ditempa sepanjang 9 bulan kali 24 jam. Ibu setia setiap saat dan merasakan sakit kapan pun. Tidak mudah. Hanya jiwa keibuanlah yang membuat setiap ibu bertahan dan setia.

Menjadi ibu berarti bersiap dalam segala keadaan bagi tumbuh dan berkembangnya benih kehidupan manusia baru. Benih yang tak akan tumbuh dan berkembang sempurna tanpa taburan cinta dan kasih sayang setiap saat. Rahimnya dibalut kasih dan panjang sabar.

Ibu menjadi segalanya. Jiwa keibuan yang tertempa sepanjang waktu 9 bulan adalah kekuatan yang memampukannya menjadi segalanya bagi anak-anaknya. Tak ada seorang pun yang sungguh hati-hati dan penuh kesetiaan merawat kehidupan selain ibu. Ia hati-hati karena ia melakukan segalanya dengan hatinya yang penuh cinta.

RS. Carolus - Salemba,
Senin, 07 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline