Lihat ke Halaman Asli

Fidaul Karimah

Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa KKN UNEJ Canangkan Program Literasi Guna Ciptakan Sembunganyar sebagai Desa Cakap Literasi

Diperbarui: 8 September 2021   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GRESIK - Berawal dari munculnya pandemi Covid-19, Universitas Jember melakukan perubahan model Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan menetapkan program KKN Back to Village III, yang mana kegiatan KKN ini dijalankan secara mandiri di kampung halaman sendiri. Keputusan ini tentunya tidak lepas dari kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial guna membantu memutus rantai penularan Covid-19. 

Meskipun KKN ini dijalankan dengan sekian pembatasan, namun diharapkan mahasiswa KKN tetap semangat untuk mengabdikan diri dalam pemberdayaan masyarakat. KKN BTV III ini dijalankan kurang lebih selama 30 hari dengan mengusung beberapa topik permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia, salah satunya yaitu "Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19". Melalui topik tersebut diharapkan mahasiswa mampu berkontribusi dalam meningkatkan literasi di Indonesia terutama di masa Pandemi yang dapat dimulai dari lingkup terkecil yaitu desa.

Dilansir dari hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, dimana tingkat literasi Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara. 

Sementara UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Berangkat dari permasalahan tersebut menjadikan Fidaul Karimah yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Universitas Jember untuk berkontribusi dalam meningkatkan literasi Indonesia dengan membangun desa yang cakap literasi. 

Mahasiswa KKN BTV III ini melakukan terobosan dengan membuat tiga program kerja guna meningkatkan literasi desa, yaitu program GELAS DESA (Gerakan Literasi Desa), PELITA EMAS (Pengembangan Literasi Digital Remaja Sembunganyar), dan GLS (Gerakan Literasi Sekolah). Program kerja tersebut dijalankan di kampung halaman sendiri, tepatnya di Desa Sembunganyar Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Mahasiswa mengusung program GELAS DESA (Gerakan Literasi Desa) dengan melakukan kerjasama bersama perangkat desa dan pihak terkait dalam pengembangan budaya literasi di salah satu dusun yang berada di Desa Sembunganyar, tepatnya di Dusun Siraman. Pengembangan budaya literasi dapat dilakukan, salah satunya dengan menanamkan budaya membaca buku, dimana dari sini menjadikan mahasiswa untuk merealisasikan gagasannya yaitu dengan merintis perpustakaan "Siraman Pustaka" bagi masyarakat Dusun Siraman. Kehadiran Perpustakaan ini diharapkan bisa menjadi solusi dalam membangun budaya literasi masyarakat Dusun Siraman di masa Pandemi Covid-19, sehingga terciptanya desa literasi yang menghasilkan generasi cerdas dan unggul di masa mendatang.

"Kegiatan seperti ini yang memberikan wajah baru bagi Desa Sembunganyar. Ide membuat perpustakaan desa akan kami dukung secara penuh karena sangat bermanfaat bagi remaja desa", ungkap Pak Khobir selaku Kepala Desa Sembunganyar.

Disamping itu, mahasiswa juga mengusung program PELITA EMAS (Pengembangan Literasi Digital Remaja Sembunganyar) dengan melakukan kegiatan webinar literasi digital bersama remaja Sembunganyar sebagai sasaran. Kegiatan webinar literasi digital yang dijalankan mengangkat tema "Hidup Produktif di Era Digital Menuju Generasi Cakap Literasi". Program ini merupakan program pendukung untuk mengembangkan jiwa produktif bagi remaja Sembunganyar melalui literasi di masa pandemi. Melalui program ini diharapkan dapat mendukung terciptanya budaya literasi guna mewujudkan masyarakat Sembunganyar yang cakap literasi.

WEBINAR LITERASI DIGITAL - Pengembangan Literasi Digital bagi Remaja Sembunganyar melalui Media Google Meet, Sabtu (28/08)./Dokumentasi pribadi

Melalui Program GLS (Gerakan Literasi Sekolah), mahasiswa juga melakukan kerjasama dengan pihak sekolah MI YKUI Maskumambang untuk menciptakan langkal awal dalam pengembangan budaya literasi di sekolah dengan sasaran siswi kelas 5 MI. Pengembangan budaya literasi perlu ditanamkan sejak dini, sehingga melalui program ini mahasiswa melakukan beberapa kegiatan berupa sosialisasi dan pengenalan terkait literasi dasar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline