Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Suka maupun Duka bagi Seorang Gap Year

Diperbarui: 11 November 2022   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haloo semuanya, di sini saya akan membagikan pengalaman saya sebagai pejuang gap year selama 1 tahun. 

Apa sajakah suka duka yang saya alami ketika menghadapi kenyataan bahwa saya gap year setelah lulus SMA? 

Baiklah izinkan pertama kalinya saya untuk mengenalkan diri. Siapakah diri saya sebenarnya? 

Nama saya fida elok. Kalian bisa memanggil saya dengan nama Fida. Saya merupakan alumni tahun 2020 dari SMA swasta yang berada di Pekanbaru. 

Untuk saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu PTN di Pekanbaru, yaitu Universitas Riau. 

Saya sudah menginjak semester 2, dan sudah banyak rintangan yang saya hadapi sebelumnya.

Untuk pembahasan saat ini tentang apa yang membuat saya untuk memantapkan diri bahwa saya harus gap year? 

Dua tahun sebelumnya, tepatnya menduduki kelas 12 memasuki awal semester 2. Saya telah bersikukuh pada orangtua saya untuk bisa mengikuti salah satu bimbel ternama di Pekanbaru. Dan orangtua sangat menyetujui bahwa saya harus bimbel. 

Orangtua saya sangat setuju karena dengan mengikuti bimbel tersebut, saya dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi masuknya perguruan tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Jadi, pelajaran tersebut tidak hanya didapatkan dari sekolah saja tetapi dari bimbel yang sedang saya ikuti saat itu. 

Selain dari alasan orangtua, saya juga memiliki alasan tersendiri untuk mengikuti bimbel tersebut yaitu bahwa saya menolak dan tidak ingin melanjutkan kuliah di Pekanbaru, tetapi saya juga menegaskan bahwa saya hanya ingin kuliah di wilayah Jawa Timur saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline