"For every step I walk There's a lesson I learned"
Untuk setiap langkah yang kujalani ada pelajaran yang kupelajari
Dulu sewaktu nguli di kapal pesiar beberapa kota besar dan beberapa negara menjadi bonus untuk disinggahi. Perlahan tetapi pasti sampai pula pada kesempatan kerja di kapal yang khusus berlayar Around The World. Berangkat dari Alaska melewati Asia, Australia, New Zealand kemudian lanjut ke kepulauan Karibia, naik kota besar pantai barat (West Coast) Amerika hingga tembus lagi ke Alaska. Disini bumi betul-betul bulat.
Tak kalah seru, saat exploring ke negara paman sam, kala itu baru usia 24 tahun bermodal $600 atau sekitar 6 juta mencari kerja dengan banyak keterbatasan berbalut NEKAD, yang kelak hampir tiga tahun menjalani kehidupan di negara Amrik kalau babe bilang.
Grayhound melaju dengan kecepatan stabil dari terminal Philadelpia menuju Memphis negara bagian Tenesse. Wajah Asia seperti saya jelas kontras berada dalam bus yang notabennya bule semua, meski ada beberapa berkulit hitam. Kalau tidak salah sepanjang perjalanan bus melewati Knoxville dan Nashville, yaitu kota yang sudah saya kenal dari sampul-sampul kaset country.
Memphis merupakan kota kedua yang saya diami untuk alasan bekerja. Kota pertama yaitu Philadelpia tidak bisa menahan lama dikarenakan pekerjaan yang belum cocok dengan passion. Di Memphis ternyata juga tidak bertahan lama karena ketertarikan jabatan pekerjaan di North Carolina sebagai Koki di sebuah restoran.
Beberapa bulan kemudian saya pindah ke sebuah kota kecil di Michigan, yang mana berhasil menampung saya dalam kurun terlama. Ada pekerjaan yang cukup nyaman, suasana kekeluargaan dari pemilik restoran dan karyawan yang begitu hangat dirasa.
Saya merasa hari terjalani dengan cepat. Tiap hari ada kuliah On The Road bersama Mr. Liu sang pemilik restoran. Kuliah singkat berdurasi dua puluhan menit ala obrolan di mobil senantiasa berisi "How To Live Life", bagaimana menjalani hidup. "Recognize that life is a journey, not a destination", sadari ! bahwa hidup adalah perjalanan bukan tujuan, ini yang masih teringat dari salah satu ucapan beliau.
Saya tinggal di sebuah apartemen yaitu Garfield Apartment Park, tepatnya di Kenedy Drive. Berada di pinggir jalan besar a'la amrik. Musim berganti musim mulai dari semi, panas, gugur dan dingin terlewati. Jalanan yang hitam pekat karena aspal goreng ada kalanya menjadi hamparan putih dengan gundukan salju sepanjang trotoar. Kesemuanya menjadi saksi, bagaimana seorang remaja yang kala itu menikmati waktunya untuk nyantri alam.
Menikmati serpihan salju di awal musim merubah keadaan serba putih hanya dalam tempo sak ududan (sebatang rokok). Semua yang tersaksikan di kanan kiri kita itu pada hakikatnya rahmat dan karunia Tuhan. Sedikit kita mampu memperhatikanya, kebatinan kita tumbuh bak jamur di musim hujan.
I am not lost, but exploring. Memang tepat, bahwa saya tidak tersesat, saya menjelajah. Saya dalam langkah yang menuruti kata hati kemana pergi, meski sepulang darinya ada pertanyaan, "berapa yang didapati".