Pagi saat kita menikmati sarapan seringkali tersaji croissant. Sebuah produk pastry yang turut melengkapi menu breakfast. Selain croissant terdapat muffin, danish. Adapun keseruan menikmati breakfast di crew mess kapal pesiar, tatkala kita menemukan kombinasi antara American Breakfast dan Indonesian Breakfast. Akan ada sajian telor mulai dari Sunny Side Up (Telor Mata Sapi), Omellet, Scramble hingga ada Porridge (bubur), cereal, French Toast, Waffle dan sebagainya.
Alhamdulillah masih ada nasi untuk disantap. Maklum kita orang Indonesia kalau belum kemasukan nasi belum dikatakan makan.
Bisa kita lihat bagaimana Dinner Plate tampak menggunung. 4 telor rebus, 2 croissant plus breakfast syrup, susu segelas, satu yogurt, buah-buahan, turkey bacon dan link sausage. "Jangan lupa! N a s i !". Pilihan yang demikian itu adalah bebas. Diambil sendiri karena prosesi perjamuannya adalah buffet (Prasmanan).
Konsep All You Can Eat breakfast merupakan entertain tersendiri bagi kru. Beda halnya dengan makan siang dan malam. Menu yang tersaji cenderung berpola statis. Mulai dari appetizer sampai dengan dessert. Berdasar item dasar pembuatan maincourse akhirnya makanan inti yang tersaji adalah Daging, Ikan, Unggas, Pasta. Terus-terusan kalau tidak daging, ikan, unggas pasti pasti lagi. Semua disajikan dengan pola prasmanan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pola prasmanan terkadang membuat kurang menarik bagi antrian belakang. Presentasi makanan di atas chaffing dish sudah terlihat acak-acakan. Ternyata platting food di atas Dinner Plate alias mempersembahkan makanan di atas piring langsung dibanding dengan prasmanan akan lebih menarik di-platting. Meskipun secara bahan baik itu daging, ikan atau unggas sudah luar biasa memenuhi standar gizi, yang namanya menyantap makan ada penentu lain untuk bisa bangkit selera kita. Yaitu presentasi itu tadi.
Apakah ini juga salah satu yang membuat kangen kembali ke kapal?
Ada yang bilang, yang ngangenin kembali ke kapal itu adalah dollarnya