"Where are you from?", tanya salah satu tamu.
"I'm from Indonesia, madam". Singkat jawabku sambil tetap menghidangkan tiramisu di penghujung formal dinner mereka.
"Is it far from Bali?", kepo nya sedemikian rupa. Antara iseng dan serius lebih tepatnya serius. Itu bisa dilihat dari gesturenya. Bahkan kuyakini tamu satu ini salah satu tamu tajir yang tiap meninggalkan dining room nge-tips waiter/ss nya.
"Bali is part of Indonesia". Tegasku. Bahwa Bali adalah bagian dari Indonesia. Kuceritakanlah waktu itu bagaimana Indonesia memiliki ribuan pulau nan indah, banyak kebudayaan dengan masing-masing ciri khasnya.
Dan Bali betul-betul berkebudayaannya tinggi. Aksara Ha Na Ca Ra Ka yang identik berjumlah 18 huruf mendominasi petunjuk arah maupun banner.
Aura pariwisata selalu tampak dan muncul di tiap sudut. Setelah kuhayati, ternyata penghargaan terhadap alam sekitar kuat sekali. Regulasi terhadap pencemaran lingkungan sepertinya menjadi alasan bahwa plastik kantong belanjaan di beberapa toko dibandrol 5 ribu. Akhirnya orang berfikir untuk tidak mau membeli plastik, yang notabene sering menjadi sampah. Mungkin inilah perhatian terhadap environment managemen system. Dan mayoritas masyarakat dengan tingkat kesadaran tinggi total menghargai alamnya sekitar.
Nov 2023 - travelnotes
#adimedwist
