Lihat ke Halaman Asli

Kegagalan, Awal Keberhasilanku

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

S

aat itu aku masih duduk di kelas III SMP, orang tuaku memiliki pekerjaan sampingan membuat kue bawangdititipkan di warung-warung.Kue bawang yang dititipkan selalu laris dan habis terjual.Namun Kue bawang tidak dapat bertahan lama, karena tidak menggunakan bahan pengawet. Akhirnya orang tua mencoba membuat krupuk beras,krupuk beras pun laku dengan larisnya. Saat itu aku duduk di kelas II SMA selain di rumah membantu orang tua menata dan menjemur krupuk, di sekolah aku menitipkan krupuk beras di koperasi sekolah.Alhamdulillah laris dan banyak dibeli teman-temanku.Pada saat itu aku masih sangat pemalu, krupuk beras aku titipkan di sekolah pada pagi hari dan mengambil uang hasil penjualannya pada waktu pulang sekolah. Semua pekerjaan kulakukan untuk membantu orang tuadengan tulus ikhlas.

Di samping itu, aku pada waktu kelas I SMAsempat mendapat pekerjaan dari pengurus musholla yaitu membersihkan musholla dan menyiapkan alas tikar untuk sholat. Itu kulakukan setiap hari dengan penuh semangat dan niat ibadah karena Allah. Kurang lebih satu bulan aku melaksanakan pekerjaan itu, karena di Musholla ada seorang Marbot baru dan merangkap sebagai Ustadz, yang mengajar ngaji anak-anak.

Setelah tamat SMA, aku tidak dapat melanjutkan kuliah karena tidak di terima di perguruan tinggi negeri disebabkan gagal lulus pada UMPTN 1993 dan Seleksi Ujian Masuk STAN. Ini hal yang membuatku terpaksa menjadi pengangguran selama kurang lebih suatu tahun, sambil menunggu datangnya UMPTN ( Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) Tahun 1994. Selama dalam masa pengangguran itu, aku lebih banyak kegiatan di rumah membantu orang tua dalam membuat krupuk beras.

Sempat juga aku mengikuti Kursus Komputer tingkat operator di Balai Latihan Kerja Denpasar.Setelah mendapat sertifikat kursus computer,aku mencoba mencari pekerjaan dengan berbekal ijazah SMA. Namun tidak jadi kulakukan, karena membuat surat lamaran saja aku tidak bisa, dan kurang rasa percaya diri. Akhirnya, akupun nganggur dan nganggur di rumah.

Tidak terasa waktupun sampai pada waktu UMPTN 1994, aku mendaftar perguruan tinggi negeri di Universitas Udayana dengan pilihan pertama Program D3 Akuntansi dan Pilihan kedua D3 Keuangan.

Pengumuman UMPTN satu bulan kemudian, dimana pada saat itu aku berencana untuk pergi ke kampus Universitas Udayana melihat pengumuman kelulusan diterima atau tidaknyasebagai Mahasiswa. Waktu mau mempersiapkan diri, tak lama kemudian ada tetanggaku yang tergopoh-gopoh datang sambil membawa surat kabar, di mana berita halaman tengahnya adalah Pengumuman UMPTN 1994, dan aku dinyatakan lulusditerima pada Program D3 Akuntansi Universitas Udayana.

Akhirnya akupun kuliah, aku berangkat kuliah dengan mengendarai sepeda dayung sampai di kampus Universitas Udayana Denpasar, sepeda aku ikat di dekat sekretariat Senat Mahasiswa kampus Universitas Udayana Denpasar, akupun berganti naik bus kampus menuju Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran. itu kulakukan selama kurang lebih 1,5 tahun atau tiga semester. Pada semester empat aku pindah kuliah di kampus fakultas ekonomi universitas Udayana Denpasar, dan sepedaku diikat di pohon dekat parkiran sepeda motor.

Namun pada waktu semester lima, sepedaku hilang, yang baru kuketahui pada waktu keluar dari kelas.Akupun bingung kesana kemari sampai akhirnya aku pergi ke pasar loak untuk mengecek keberadaan sepedaku, tapi hasilnya nihil.

Akupun pulangdan melaporkan kepada orang tua. Namun orang tuaku masih berbaik hati, masih mau membelikan aku sepeda bekas yang saat itu harganya kurang lebih 50 ribu, sedangkan sepeda yang hilang harganya 300 ribu. Pada waktu kuliah aku hanya berbekal 10 ribu rupiah, itupun lebih banyak dipakai naik bus kampus, karena kondisi ekonomi orang tuaku yang pas-pasan setiap aku kuliah ke kampus, khususnya kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran, aku membawa kotak nasi. Wah seperti anak TK dong, namun karena kuliahku dari pagi sampai sore hari, aku lakukan itu dengan penuh keprihatinan.

Waktu pertama kali aku mau makan nasi, aku pun merasa kebingungan cari tempat, karena malu dilihat teman-temanku.Setelah berjalan beberapa meter dari kampus, ada warung kecil dekat kampus, aku pun mampir disana, sebelumnya beli air minum dan bilang pada penjualnya"Bu, saya numpang ya makan disini." Apa gak malu tuch, padahal saat itu aku tidak membeli apa-apa selain minuman. Tapi cuek sajalah, yang penting bisa makan. Itu merupakan pengalaman yang tidak pernah aku lupakan.

Tidak terasa kuliahku dapat terselesaikan dalam waktu 3 tahun dan pada 31 Juli 1997 aku di wisuda di Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Dengan memiliki ijazah D3 aku mencoba melamar pekerjaan, namun setiapmembaca Koran ternyata lowongan untuk D3 lebih banyak diperuntukkan bagi wanita berpenampilan menarik. Wah ternyata susah juga cari pekerjaan. Ku coba cari pekerjaan dengan ijazah D3, pada saat itu yang dibutuhkan tenaga SLTA, tetapi tidak dapat.Sebelum tamat D3 setelah selesai praktek kerja lapangan, aku juga mencoba melamar pekerjaan, namun ditolak dan disarankan agar menyelesaikan kuliah dahulu. Setelah kurang lebih sebulan aku menganggur lagi, aku beli Koran, namun karena kurang teliti, Koran aku taruh di meja. Dan Koran sempat dibaca oleh ibu dan akhirnya ibu memberitahu ada lowongan penerimaan PNS di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali yang saat itu hanya mencari sekitar 44 tenaga administrasiyang akan ditempatkan di seluruh Bali.Akupun mencoba mengadu nasib dengan membuat lamaran, mencari kartu kuning atau kartu tanda pencari kerja di Departemen Tenaga Kerja Provinsi Bali. Setelah aku mendaftar di Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Badung, akupun mengikuti Ujian Seleksi CPNS pada Departemen Pendidikan Kebudayaan Provinsi Bali, pada saat ujian, karena niatnya ingin mencoba dan berusaha dan ingin direstui oleh Allah, maka akupun melaksanakan puasa Senin Kamis, yang awal puasanya pada hari kamis pada saat melaksanakan ujian. Seharusnya puasanya dilaksanakan jauh-jauh hari sebelumnya.Alhamdulillah ujian dapat aku kerjakan dengan lancar dan penuh percaya diri dan keyakinan bahwa aku bisa lolos dalam seleksi ini. Di samping itu pula aku mengikuti Seleksi CPNS pada Departemen Dalam Negeri khusunya Pemda Provinsi Bali, Departemen Transmigrasi dan PPH Provinsi Bali.Aku juga tetap melaksanakan Puasa Senin Kamis secara rutin dan sholat tahajud pada malam harinya, dengan doa agar aku diberi kemudahan dan diberi pekerjaan. Pada saat-saat pengumuman, aku pergi ke Kantor Inspeksi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Badungdengan naik angkot. Setelah sampai di Kantor tersebut aku lalu melihat pengumuman yang ditempel di kaca, pada saat itu mataku tertuju pada lembar pengumuman di bagian tengah, ternyata namaku tercantum disana, Alhamdulillah aku diterima sebagai Calon PegawaiNegeri Sipil di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali. Dan untukmelengkapi berkas pengangkatan CPNS itupun diberi waktu yang sangat singkat, namun semua itu dapat kulalui dengan tepat waktu.

Selain diterima di Di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, aku juga diterima di Departemen Transmigrasi dan PPH, kecuali di Pemda Provinsi Bali aku gagal, karena menggunakan ijazah SLTA di mana peserta yang mengikuti seleksi nya sangat banyak.

Karena mendapat dua pekerjaan, akupun sempat bimbang mau pilih pekerjaan. Dengan niat beribadah kepada Allah, aku melaksanakan Sholat Istikharah. Setelah sholat dan mempertimbangkan masak-masak akhirnya aku menjatuhkan pilihan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan unit Kerja SMKN 1 Kuta Selatan, karena letak geografisnya yang masih dekat dengan rumah orang tua.Dan karena penempatan CPNS di Departemen Transmigrasi dan PPH sangatterlalu jauh yaitu di Kendari, Sulawesi Tenggara, akupun tidak memilihnya dan mengajukan pengunduran diri sebagai CPNS pada Departemen Transmigrasi dan PPH Provinsi Sulawesi Tenggara.

Akupun bersyukur pada Allah karena telah memberiku pekerjaan tetap sebagai PNS, dan itu diperoleh dengan berbagai pengalaman hidup yang pernah mengalami kegagalan dan hidup prihatin dengan kondisi ekonomi orang tua, banyak berdoa dan beribadah serta faktor nasib keberuntungan. Dan Alhamdulillah aku mendapatkan pekerjaan PNS, tidak mengeluarkan biaya sama sekali, biaya yang keluar hanya untuk mencari Surat Kelakuan Baik dan Foto. Jadi aku merasa ada kebahagiaan tersendiri yang tidak dapat aku lukiskan dengan kata-kata.Semoga aku bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline