Lihat ke Halaman Asli

Orkestra Emosi

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asap mengepul dari mulut yang lebih banyak diam di antara mereka
Lama lama makin cepat hembusan-hembusannya
Yang lebih sabar, berdiri di sebelahnya sambil memintal-mintal kain bajunya
Matanya mencari celah untuk mengisi pemikiran
Di hadapan mereka berdua duduk yang paling muda
Dia yang selalu mengutarakan berbagai teori dan pendapat, terutama kepada yang duduk di sampingnya
Tak jauh dari mereka, semua huruf demi huruf dituliskan yang tak pernah berbicara
Tapi telinganya merangkul semua suara
Marah selalu terdengar dari yang berjalan mondar mandir
Ia paling tahu semua permasalahan
Yang hadir menyejukkan cuma seorang
Kakinya selalu digoyang-goyangkan
Sebuah pemikiran berhasil diselipkan di antara kemarahan
Satu teori langsung tumbang
Sunyi...
Huruf huruf menanti
Kaki tak lagi bergoyang
Puntung rokok di injak pelan
Asap terhembus panjang
Langkah kaki terhenti
Mereka perlahan menghilang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline