HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala penyakit yang akan datang. Virus HIV menyerang sel darah putih yang dapat menyebabkan turunnya kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang dapat membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Diagnosis HIV dapat membuat banyak orang terkejut, cemas, dan bahkan depresi. Menerima kenyataan bahwa seseorang mengidap HIV bisa menjadi proses yang sulit dan sangat panjang, terutama jika ada kekhawatiran terhadap masa depan.
Saat ini masih belum ada sepenuhnya obat yang dapat menyembuhkan HIV, untuk saat ini pengobatan antiretroviral (ARV). Pengobatan yang konsisten dengan pengawasan medis yang tepat, tidak hanya memperpanjang hidup mereka tetapi juga mengurangi risiko penularan HIV kepada orang lain. Selain itu, pengobatan ini membantu menekan jumlah virus yang ada dalam tubuh sehingga tidak dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Namun, perjalanan ini juga tidak mudah mencakup tantangan karena pengobatan antiretroviral memerlukan kepatuhan yang sangat tinggi dan bisa menimbulkan efek samping. Kemajuan dalam pengobatan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang yang terinfeksi dan dapat menanggulangi penyebarannya.
Walaupun belum sepenuhnya ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, kita bisa menghindari penularan HIV dengan beberapa cara berikut ini:
- Menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom saat berhubungan seksual.
- Tes HIV secara rutin, terutama bagi individu dengan risiko penularan yang tinggi.
- Melakukan edukasi mengenai HIV.
- Tidak menggunakan narkoba ataupun memakai jarum suntik dan alat injeksi yang tidak steril.
- Hindari mengonsumsi minuman alkohol terlalu banyak.
Stigma adalah tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk memisahkan seseorang dengan cap atau pandangan buruk. Mengurangi stigma terkait HIV merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena stigma dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan. Timbulnya stigma terhadap orang yang terinfeksi HIV disebabkan oleh faktor penyakit yang terkait dengan perilaku seksual menyimpang dan kurangnya pengetahuan tentang penularan HIV. Edukasi dan pemahaman terkait HIV sangat penting untuk mencegah penularan dan mendukung seseorang yang terinfeksi agar tetap bisa hidup normal. Stigma terkait HIV, juga sering dikaitkan dengan persepsi negatif tentang perilaku atau gaya hidup. Namun, sebagian orang yang akhirnya mampu menerima kondisi mereka sendiri setelah mendapatkan informasi yang benar dan dukungan yang sangat tepat.
Kurangnya dukungan dari keluarga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang yang terinfeksi HIV. Maka dari itu, dukungan dari teman-teman, keluarga, dan lingkungan merupakan peran yang sangat penting. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat merasa terisolasi dan terabaikan jika mereka tidak mendapatkan dukungan. Sebaliknya, mendapatkan dukungan psikologis dapat membantu seseorang mengatasi depresi, kecemasan, dan stigmatisasi sosial. Pemahaman dan edukasi tentang HIV dapat membantu membuat lingkungan yang mendukung bagi mereka yang hidup dengan HIV.
Meskipun HIV merupakan penyakit menular kronis, banyak orang yang hidup dengan HIV mampu menjalani kehidupan yang penuh arti. Mereka mengalami banyak rintangan, tetapi dengan pengobatan yang baik, dukungan yang kuat, dan perubahan sikap sosial yang lebih terbuka, perjalanan hidup mereka bisa sangat berarti. Perjalanan ini memiliki banyak rintangan, tetapi juga memiliki peluang untuk hidup sehat dan bahagia. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menjalani kehidupan yang penuh arti dengan pengobatan yang tepat, dukungan sosial, dan pengurangan stigma. Seseorang yang dapat menerima diri sendirinya dalam keadaan terinfeksi HIV merupakan seseorang yang mampu mengatasi rintangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H