Lihat ke Halaman Asli

Pianologi

Suka numerology

Menolak Karangan Bunga dari Menteri

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah definisi "populer"? Menurut Rizal Mallarangeng populer adalah keadaan yang terjadi pada Bakrie Award akibat penolakan dari para calon penerima beberapa tahun terakhir. Adalah sastrawan Seno Gumira Ajidarma yang menambah daftar tokoh yang menolak penghargaan tahunan dari Grup Bakrie tersebut setelah Franz Magnis Suseno, Daoed Joesoef, Sitor Situmorang, dan Goenawan Mohamad.

Menurut KBBI, "populer" memiliki 3 arti (1) dikenal dan disukai orang banyak (umum); (2) sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyak; (3) disukai dan dikagumi orang banyak. Nah, entah arti mana yang dimaksud si Direktur Eksekutif Freedom Institute tentang makin populer-nya Bakrie Award setelah penolakan Seno ini.

Seno bukan tak ingin lebih populer dengan menerima Bakrie Award ini. Tetapi beliau beralasan, "...penghargaan tersebut sebaiknya diberikan kepada orang lain yang dianggap layak, karena saya tidak dapat menerimanya." Atau Bakrie Award memang 'sengaja' mencalonkan Seno karena satrawan pembangkang ini bakal menolak dan efeknya Bakrie Award makin populer? Entah. Yang lebih menarik bagiku alasan Seno "...dianggap layak" yang menimbulkan polemik "kelayakan", setidaknya polemik di pikiranku.

Menurut KBBI, kata "layak" memiliki 2 arti, (1) wajar; pantas; patut; (2) mulia; terhormat. Nah, barangkali Seno menganggap dirinya sedniri tidak layak menerima Bakrie Award ini. Atau barangkali Seno menganggap bahwa penolakan ini - dan juga yang pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh lain sebelumnya - adalah sesuatu yang wajar, pantas, patut ditujukan kepada Grup Bakrie. Mereka yang menolak (juga yang menerima) adalah tokoh-tokoh yang layak, dalam pengertian mulia, terhormat.

Demikianlah Seno, yang barangkali seperti tokoh Siti dalam Cerpen "Karangan Bunga Dari Menteri" merasa mual sampai mau muntah dan tak sanggup menerima "karangan bunga" dari Freedom Institute dan Grup Bakrie. Soal esensi penolakan Seno, barangkali di masa depan baru terungkap. Alasan tokoh-tokoh lain sudah jelas, apalagi kalau bukan soal Lapindo yang belum diberi penghargaan yang layak oleh Bakrie.

***


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline