Merokok juga bernilai positif! Meskipun [Peringatan Pemerintah] MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN. Tetapi [Pendapatan Pemerintah] PENERIMAAN NEGARA DARI CUKAI DAN PAJAK ROKOK MENCAPAI RP 60 TRILIUN. Aku tidak bemaksud menggambarkan hubungan simbiosis mutualisme antara negara dengan industri rokok, juga (barangkali) parasitisme antara industri rokok dengan para pemadat. Yang nyedot memang perokok, tapi malah kelompok ini yang rugi secara medis, sedangkan asap duit industri rokok makin membubung. Ada banyak hasil hitung-hitungan antara biaya kesehatan, nilai konsumsi rokok, dengan persentase pendapatan negara dari industry asap ini. Besar pasak daripada tiang, yang kalah ya tetap resiko medis. Dan sekali lagi, bukan itu yang hendak aku ungkapkan di sini. Postingan ini hanya pembelaan jenaka dari para perokok. Bahwa selain menyumbang pajak yang bernilai tinggi, konsumsi rokok tidak selalu identik dengan kerugian secara medis. Ada banyak hal positif juga dari kebiasaan merokok. Dan berikut ini adalah beberapa hal yg aku dapatkan dari berbagai sumber yg barangkali pernah dibaca para Kompasianer.Silahkan disedot…. (1) Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif, maka untuk mengurangi resiko tersebut aktiflah merokok. (2) Menghindarkan dari perbuatan jahat karena tidak pernah ditemui orang yang membunuh, mencuri dan berkelahi sambil merokok. Juga tak pernah ada pejabat negara menerima suap sambil merokok, takut duit-duit kertas itu terbakar. (3) Mengurangi resiko kematian: Dalam berita tidak pernah ditemui orang yang meninggal dalam posisi merokok. Pasti posisinya berbaring di rumah sakit, yang tentu saja tak boleh merokok di sana. (4) Berbuat amal kebaikan: Kalau ada orang yang mau pinjam korek api paling tidak sudah siap / tidak mengecewakan orang yang ingin meminjam. Dan para perokok adalah makhluk sosial yang paling tidak pelit di dunia ini. Pinjam korek api, berbagi rokok, bahkan sebatang pun bisa ramai-ramai. (5) Baik untuk basa-basi / keakraban: Kalau ketemu orang misalnya di Halte, atau di bawah kolong jembatan kala berteduh di musim hujan seperti sekarang, kita bisa tawarkan rokok. Kalau basa-basinya tawarkan uang kan nggak lucu. Atau mau tawarkan diri jadi pawing hujan? Ihh… (6) Memberikan lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter, pedagang asongan dan perusahaan obat batuk, dan termasuk menggaji si presiden dan para menteri, bukankan dari pendapatan negara yang sebagian berasal dari pajak industri rokok. Siapa yang punya bukti bahwa alokasi anggaran untuk presiden itu berasal khusus dari pajak farmasi saja? Hmm… (7) Bisa untuk alasan untuk tambah gaji karena ada post untuk rokok dan resiko baju berlubang kena api rokok. Apalagi kalo direktur keuangan di perusahaan adalah seorang perokok, wahh… bisa minta gaji naik sambil ngerokok bareng di smoking area kan? Hehehe. (8) Bisa menambah suasana pedesaan atau natural bagi ruangan ber AC dengan asapnya sehingga seolah-olah berkabut, berasa ngantor di daerah Puncak. Hehehe. (9) Menghilangkan bau wangi-wangian ruang bagi yang alergi bau parfum, juga bisa menyamarkan bau gas beracun yang anda keluarkan setelah minum obat masuk angin. (10) Kalau mobil mogok karena busi ngadat tidak ada api, maka sudah siap api dengan korek api yang standby di saku baju/celana. (11) Melatih kesabaran dan menambah semangat pantang menyerah karena bagi pemula merokok itu tidak mudah, batuk-batuk dan tersedak tapi tetap diteruskan (bagi yang lulus), atau kehabisan rokok tengah malam pas lagi asyik ngetik postingan ke Kompasiana, wahh..meski di luar masih gerimis, pasti dengan gigih mencari kios rokok yang biasanya buka 24 jam. (12) Untuk indikator kesehatan: Biasanya orang yang sakit pasti dilarang dulu merokok. Jadi yang merokok itu pasti orang sehat. (13) Menambah kenikmatan: Sore hari minum kopi dan makan pisang goreng sungguh nikmat. Apalagi ditambah merokok! Malam minggu begini, sambil hangout sama kekasih di Taman Soerapati (Menteng, Jakarta Pusat) misalnya, lebih hangat sambil ngerokok, kan? Hayooo… dan bisa untuk ngusir nyamuk bagi yang suka pacaran di remang-remang hutan dalam Monas, apalagi kalo rokoknya terbuat dari campuran tembakau dan daun lavender ganti cengkeh…hehehe. (14) Tanda kalau hari sudah pagi, kita pasti mendengar ayam merokok. Bukankah ayam bernyanyi, “rokokyuuuukkk…” nahh, itu artinya kita mesti bangun dan mengawali hari dengan rokok. Hahahaha. (15) Anti maling, waktu perokok batuk berat di malam hari, maling langsung kabur karena mengira tuan rumah belum tidur. Selain itu, maling juga jadi gampang terdeteksi karena mengendap-endap di tempat gelap tapi titik api dari rokoknya masih kelihatan…Hahaha, maling bego tuh…!! (16) Membantu shooting film keji, rokok digunakan penjahat buat nyundut jagoan yang terikat di kursi...bahkan film pahlawan revolusi kita juga ada rokok-nya, Hahahaha…penderitaan itu pedih jendral...!!! Tokoh-tokoh revolusioner seperti Che Guevarra, Fidel Castro, Bob Marley, lebih menginspirasi para follower-nya dengan style rokok. (17) Film Koboy pasti lebih gaya kalau merokok sambil naik kuda, soalnya kalau sambil ngupil susah betul. Hehehe. (18) Ups..yang ini hanya para perokok yang paling ngerti : Teman boker yang setia! Soalnya kalo ditemani cemilan kue, dll kan jadi jijik sendiri…hihihi. (19) Bahan inspirasi dan pendukung membuat skripsi, tesis, disertasi, novel, dll sehingga seharusnya dicantumkan terima kasih untuk rokok pada kata sambutan. Hehehe, bahkan pujangga Chairil Anwar saja nggak pernah mau tampil tanpa rokok dan mata dipicingkan…
Ada yang mau tambahkan lagi? Atau ada yang mau bantah nomor-nomor ajaib di atas? Hehehe, silahkan komen aja. Yang jelas, aku ini perokok aktif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H