Budidaya jamur tiram lebih banyak untung atau rugi?
Di era globalisasi ini, seolah-olah setiap aspek kehidupan menjadi lebih luar biasa. Kemajuan teknologi dan budaya, serta intensitas persaingan dalam mengejar tujuan, menjadi bentuk utama hubungan masyarakat. Karena itu, setiap orang berpartisipasi dalam balapan, yang merupakan kompetisi di mana fokus utamanya adalah merancang cara untuk maju.
Tidak masalah apakah Anda seorang pemilik bisnis yang ambisius, karyawan yang berdedikasi di sebuah perusahaan terkenal, atau seorang siswa ambisius yang bermimpi mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri: Setiap opsi dikejar untuk memenuhi persyaratan dan tujuan masing-masing.
Di zaman sekarang ini, sejumlah besar individu bertanggung jawab atas upaya mereka sendiri. Banyak orang, alih-alih bekerja untuk perusahaan sebagai karyawan, memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri yang sukses, asalkan mereka memiliki sumber daya keuangan. Tumbuhnya jamur adalah contoh dari salah satu praktik ini.
Budidaya jamur tiram menawarkan jalur karir potensial bagi individu yang lebih muda, terutama siswa yang belum bekerja di sektor swasta. Tidak terlalu sulit untuk membudidayakan jamur tiram dengan memanfaatkan berbagai bahan diantaranya serbuk gergaji, kapur, dedak, air, dan kemudian wadah bernama Baglog untuk meletakkannya di rak yang telah diatur untuk pengembangan jamur sehingga dapat diamati semua orang.
Perusahaan jamur tiram ini memiliki keuntungan memiliki persediaan manufaktur yang mudah ditemukan, dan produknya dapat ditawarkan untuk dijual di pasar dengan harga yang lebih masuk akal sambil tetap menghasilkan keuntungan.
Jamur tiram menjanjikan cuan?
Jamur adalah produk hortikultura yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan komponen nutraceutical. Mereka juga dapat disebut sebagai makanan atau minuman yang dimaksudkan untuk mencegah penyakit dan mengobati kondisi yang ada. Selain itu, komponen penting untuk budidaya jamur tidak sulit didapat dan dapat ditemukan dalam jumlah besar.
Dibutuhkan sekitar satu bulan bagi jamur untuk berkembang melalui plastik saat membudidayakan jamur. Harga tiga setengah ratus ribu baglog adalah Rp. tiga setengah juta, sedangkan pengembalian investasi adalah Rp. empat belas juta. Seribu baglog akan menghasilkan 400 kilogram jamur tiram setelah empat bulan produksi jika satu baglog menghasilkan 0,4 kilogram setiap bulan.
Jika kisaran harga jual pasar jamur tiram sebesar Rp. 35.000/kg, maka pelaku usaha dapat menghasilkan keuntungan sebesar 35.000.000/4 bulan atau sekitar Rp. 8.750.000/bulan dengan menjual jamur tiram. Hal ini menunjukkan bahwa membudidayakan jamur tiram memiliki peluang yang signifikan untuk keuntungan finansial. Menurut Santoso (2011: 49), perbedaan antara seluruh penerimaan transaksi dan total pengeluaran yang dikeluarkan selama proses manufaktur adalah definisi profit.
Berbagi dengan sesama melalui bisnis jamur tiram?