Lihat ke Halaman Asli

Bersedekah dengan Bunga

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13007569191914195081

Pagi yang cerah, aku panjatkan doa ke Allah SWT dengan mensyukuri nikmatnya, nikmat sehat, nikmat karir yang bagus, nikmat anak, nikmat rumah tangga sakinah mawadah warohmah, nikmat iman dan tagwa, lengkap sudah kebahagiaan hidup ku  ini. Setelah kemarin tenaga dan pikiran tercurahkan untuk urusan kantor banyaknya penjelasan lelang yang saya ikuti  dan urusan dunia maya ini terutama urusan dengan seorang kompasianer, setelah semalam merenung dan berdoa,  akhirnya  Allah memberikan rasa tenang dalam diri saya untuk lebih banyak diam. Saya sangat berterima kasih kepada temen-temen yang sangat baik yang sudah berempati pada kasus saya. Saya akan lebih mengutamakan persahabatan daripada permusuhan. Yang sudah terjadi ya biarlah terjadi, dan semua ini menjadi pelajaran kita semua agar lebih berhati-hati dalam bersikap dalam pergaulan. Seingat saya selama bergabung di kompasiana belum pernah sekalipun komentar saya menyinggung perasaan si penulis, hasilnya banyak sekali yang menkonfirmasi saya menjadi temen. Tentulah hal ini sangat menyenangkan, tidak hanya di dunia nyata saja saya banyak temen di dunia maya pun saya banyak temen. Pagi tadi saya sempatkan melihat-lihat tanaman bunga yang ada di halaman rumah. Biasanya saya tidak ada waktu untuk melihat bunga-bunga itu, kalau diantar suami harus pagi banget berangkat ke kantor kesiangan dikit aja  Tangerang Jakarta padat merayap. Mumpung suami lagi tugas agak nyantai dikit sambil nunggu bapak supir aku lihat tanamanku. Di luar pagar saya menanam bunga bugenvil 7 rupa, aku taruh di bawah pohon mangga apel yang tiada berhenti berbuah, sampai bikin iri tetangga. Saya juga heran kok pohon ini ngak kenal musim ya. Saking lebatnya sering sekali ibu hamil minta buat rujakan, silahkan saja rasanya agak asem pas buat bumil. Di dalam pagar rumah aku tanam bunga yang bagus-bagus ada anggrek bulan ungu dan putih sedang berbunga..... wuih cantik sekali bunga itu, ada kenanga, ada bunga bertumpuk warnanya putih ngak tau namanya harum baunya. Dengan melihat tanamanku dan bunga-bunga bermekaran agak rilek pikiranku. Ada rasa senang jerih payah saya merawat bunga akhirnya berhasil juga. Ingat asal bunga bugenvil 7 rupa aku beli di Bandungan Ambarawa dan Kopeng  Magelang. Bunga bougenvile itu murah banget saya beli harganya cuma 7 ribu per pot, sedangkan di daerah Serpong deket vila Melati Mas dan De Latinos 60 ribu per pot. Dengan belanja 100 ribu bagasi mobil penuh dengan bunga bermacam-macam dan berwarna warni. Awalnya suamiku keberatan mobilnya penuh bunga, tapi karena aku tidak sendiri rata-rata kalau lebaran banyak mobil plat B yang borong bungan di tempat itu. Aku bisikin ke suami, banyak temennya kok bawa bunga bukan hanya kita, malah ada yang lebih parah karena bunga itu di tarus diatas mobil dan diiket pakai rafia. Cuma suamiku tidak mau kalau atas mobilnya di kasih bunga, sangat keberatan. Aku hanya menuhi jok belakang aja deh janjiku pada suami. Nah dalam perjalan pulang ke jakarta anak-anaku pada digigit semut dan ada kutu bunga. Nah lo bingung deh, akhirnya dengan penuh kesabaran, sampailah bunga-bunga itu ke rumahku. Sekarang bunga itu sudah sedap di pandang mata. Lagi asik-asiknya melihat bunga-bunga itu tiba-tiba ada suara dibalik pagar. "Asalamualaikum bu, pagi, bolehkan saya minta bunganya bu" "Waalaikum salam, boleh" jawabku "Makasih banyak bu" "Untuk apa bunga-bunga itu" tanyaku "Untuk nanam ari-ari (plasenta bayi) bu" "Oya silahkan saja, bayinya perempuan apa laki" "Perempuan bu" "Silahkan di petik sesukanya pak" "Iya bu, ini sudah lengkap tujuh warna bu" Pikirku masak bunga bugenvil semua ya, kasihan bapak ini, aku tambahin  dengan bunga mawar, anggrek bulan,  kenanga dan bunga putih bertumpuk. Aku juga kasih bingkisan bedak buat bayinya, kebetulan kemarin beli kado untuk temenku yang baru melahirkan belum sempat nengok ke  perumahan Lippo Kawaraci.  Aku pikir bapak ini lebih membutuhkan dari pada temenku. Bapak itu girang bukan main sudah dapat bunga harus warna warni dan kado pula, mana kita tidak saling kenal. Bapak itu pamit dengan mengucapkan terimakasih dan doa panjang lebar, aku hanya mengamini saja. Pagi ini aku bahagia karena dapat berbagi dengan sesama kepada orang yang membutuhkan meskipun hanya dengan bunga yang ada di halaman rumahku. Tadi pagi saya membaca postingan kompasianer judulnya sedekah, kata nabi senyum juga sedekah. Hari ini aku juga sedekah dengan senyum untuk supirku, untuk bapak satpam dan temen-temen dunia nyata, untuk temen-temen dunia maya hari ini juga aku tersenyum dan berjanji pada temenku aku tidak akan marah, kemarahanya akan aku balas dengan senyuman. Dan untuk sahabatku sang galau semoga dirimu tetap bisa tersenyum meskipun hatinya sedang galau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline