Lihat ke Halaman Asli

Sireta, Gerimis, dan Cinta

Diperbarui: 2 Maret 2016   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cordesign.com"][/caption]

#1 sireta, payung, dan hujan

kekasih yang baru jatuh cinta akan mendoakan para pawang hujan agar cepat pergi. soalnya gerimis adalah saat-saat paling romantis di Ruteng..

ia buru-buru akan mengambil payung teduh untuk melindungi kekasihnya dari gerimis. Dan lengan mereka pun saling bertemu dengan bahasa bisu.

sireta, kereta yang memindahkan aku dari halaman rumah menuju halaman facebook hanya membisu. kota ini membuat banyak pasangan makin jatuh cinta. cinta mereka bersembunyi dalam payung teduh.

 

#2 Gerimis di Kota Ruteng

duabelas jam engkau menahan anak orang
dengan secangkir kopi di halaman rumah orang
sireta hanya melihatnya tersenyum
meneguk manis dan sedikit pahit kopi manggarai

duabelas jam gerimis membasahi jalan negara
tidakkah kau hitung sudah berapa gelas kita selesaikan
menyelesaikan cerita kata demi kata
dan gerimis bertahan dalam gelas-gelasnya

#3 hujan, kopi, dan sireta

sireta itu kereta merah
yang memindahkan aku
dari halaman rumah ke halaman facebook
yang kupanaskan sejak hujan semalam
dan secangkir kopi
menunggu dia kebasahan
di hujannya ruteng

#4 lapar, hujan, dan sireta

sireta basah bermata satu
menunggu duabelas jam hingga hujan reda
mata satunya seperti menangis
kapan kau ganti mataku?
haruskah kita ke jawa melihat mata baru
kita terus berjalan dalam gelap
mata cuma satu
dan orang-orang terang memaki kita
"oe lihat jalan tuh..."

#sekadarpuisi #inspired by payung teduh lagu apa saja. Ruteng 2 Maret 2016.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline