Yogyakarta, --- Malam 1 September 2024, Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta menjadi saksi bisu dari sebuah pertunjukan teater yang memukau, penuh energi, dan sarat makna. Pentas Besar Teater Ruang Pojok yang berjudul "Calon Arang" ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-72 SMA Negeri 9 Yogyakarta. Dengan penampilan yang menggugah, para siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta berhasil menghidupkan kembali legenda mistis nusantara, menampilkan kisah Calon Arang dengan sentuhan seni yang mengesankan.
Acara dimulai dengan sambutan dari Dr. Dra. Reni Herawati, M.Pd.BI., yang saat ini menjabat sebagai pengawas pembina Balai Dikmen Kota Yogyakarta. Sebagai alumni SMA Negeri 9 Yogyakarta 42 tahun yang lalu, sambutannya sarat dengan kebanggaan dan nostalgia. Ia mengungkapkan rasa bahagianya melihat perkembangan sekolah yang semakin maju, terutama dalam bidang seni dan budaya. "Pentas ini tidak hanya menampilkan keterampilan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat. Bukti bahwa pendidikan di SMA Negeri 9 Yogyakarta tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan kreativitas siswa," ujarnya penuh semangat.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh kepala sekolah, Rudy Rumanto, S.Pd., M.Pd., yang menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan pentas ini. Dalam momen istimewa ini, beliau juga menyerahkan penghargaan kepada Dra. Atun Budi Hartati, pembimbing Teater Sutra, yang menjadi inspirator terbentuknya Teater Ruang Pojok. Dra. Atun Budi Hartati telah banyak berjasa dalam mengembangkan seni teater di SMA Negeri 9 Yogyakarta, sehingga layak mendapatkan apresiasi atas dedikasinya.
Pentas "Calon Arang" ini sendiri ditulis dan disutradarai oleh Ika Candra Maulida, S.Pd., M.Sn., guru teater SMA Negeri 9 Yogyakarta yang juga dikenal karena kepiawaiannya dalam mengarahkan berbagai pementasan sebelumnya. Didukung oleh alumni berbakat, Bernadeta Astri dan Muhammad Sheva Athaya.
Kisah "Calon Arang" yang dipilih dalam pementasan ini bercerita tentang seorang perempuan sakti dari Desa Girah yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Calon Arang, yang murka karena berbagai rumor yang disebarkan para penduduk desa tentang dirinya. Kemudian, ia menyebarkan wabah penyakit yang mematikan. Kisah ini tidak hanya menyajikan konflik antara kebaikan dan kejahatan, tetapi juga mengangkat tema tentang cinta seorang ibu dan konsekuensi dari kekuatan yang disalahgunakan.
Penampilan para siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta dalam pementasan ini luar biasa. Mereka berhasil memerankan tokoh-tokoh legendaris dengan sangat meyakinkan, didukung oleh tata panggung dan artistik yang memukau. Setiap adegan dipenuhi dengan emosi yang mendalam, dari kemarahan dan kesedihan hingga kebahagiaan dan penebusan. Sorotan lain dalam pementasan ini adalah efek visual dan suara yang semakin memperkuat suasana mistis dari cerita Calon Arang, membuat penonton merasa seolah-olah berada di dalam cerita itu sendiri.
Selama lebih dari satu jam, penonton dibawa ke dalam dunia yang penuh dengan intrik, sihir, dan ketegangan. Puncaknya, ketika akhirnya Calon Arang bertemu dengan ajalnya, meninggalkan pesan mendalam tentang kekuatan cinta, penebusan, dan bahaya dari ambisi yang tak terkendali.
Pentas ini mendapat sambutan yang sangat meriah dari para penonton, yang terdiri dari siswa, guru, alumni, serta orang tua/wali. Tepuk tangan panjang dan sorak-sorai menggema di akhir pertunjukan, sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan dedikasi para pemain serta tim produksi.
Dengan keberhasilan pentas besar ini, SMA Negeri 9 Yogyakarta sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan seni dan budaya di kalangan siswa. Kegiatan ini tidak hanya memperingati hari ulang tahun sekolah, tetapi juga menjadi wadah bagi siswa untuk mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka, serta belajar tentang sejarah dan budaya bangsa.