Manusia sering disebut makhluk sebagai makhluk sosial, yang berarti manusia membituhkan orang lain untuk berinteraksi ataupun hal-hal lain yang tidak bisa dilakukan sendiri. Hal-hal yang didasari atas filosofi kebebasan, keadilan, kesederajatan, dan keseimbangan setiap hak-hak manusia dan setiap orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda adalah kehidupan multibudaya Indonesia.
Aku akan menceritakan sedikit tentang teman kelas saya saat SMA. Namanya Vianus, biasanya saya memanggilnya viki. Dia bersuku timor dan beragama katolik. Dan ada juga yang bernama Randy, dia bersuku Dayak-Tidung. Dengan adanya perbedaan suku dan agama membuat kami saling menghargai satu sama lain. Saling menghormati dan tidak egosi atau bertindak semaunya sendiri. Dan tidak jarang kami saling mengejek tapi tidak membawa suku dan agama. Disaat ada acara keagamaan Islam disekolah Viki selalu ikut serta membantu kami, itu tidak menjadikan penghalang karna adanya perbedaan agama antara kami.
Dilain sisi, saya juga mempunyai salah satu sahabat. Namanya Rani, kami satu kelas saat SMA. dia sahabat yang baik, selalu mendengar keluh kesah saya, selalu ada disaat saya butuhkan bantuannya, dan selalu memberikan dukungan dan semangat disaat saya lomba nari. Kami saling melengkapi, tidak jarang juga kami ada percekcokan sedikit, tetapi itu tidak akan bertahan lama. Dia gadis menarik, dia terlihat tomboy tapi juga cantik, terlihat sinis tapi baik hati, dan menariknya lagi kami berbeda suku. Itu membuat kami saling menghormati satu sama lain.
Saya menyadari bahwa saya berada dalam kehidupan multibudaya Indonesia. Seperti dikelas saya saat SMA. Keanekaragaman jenis kelamin, suku, latar belakang budaya, bahasa, dan dialek. Meskipun Itu, saya tidak setuju penggunaan bahasa daerah disekolah. Karna tidak sesuai apabila diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Karna dalam diri seseorang dibangsa yang majemuk seperti Indonesia, kita tidak bisa melepas diri kita dari indentitas kita sebagai warga negara. Dan tidak setiap anak menguasai bahasa daerahnya masing-masing.
Tetapi, dari itu semua, pembelajaran suku bangsa sangat penting untuk dipelajari. Karna NKRI merupakan negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keberagaman, baik itu suku, budaya, adat istiadat, ras, dan antar golongan. maka dari itu, sikap kita dalam berinteraksi dengan teman yang berbeda suku bangsa yaitu menghargai perbedaan suku, tidak mengucilkan teman yang berbeda suku, tidak egois, dan tolong menolong tanpa memandang perbedaan.
Berbicara tentang belajar bahasa inggris menggunakan materi multibudaya, saya sangat setuju, karna tidak ada perbedaan antara bahasa inggris, bahasa indonesia, atau bahasa lainnya. Karna isi materi yang kita pelajari tidak akan berubah walaupun menggunakan bahasa apapun.
Jika ada perbedaan masalah pendapat, upaya guru dalam mengatasi siswa yang berbeda pendapat adalah pertama, berpikir terlebih dahulu beberapa menit sebelum benar benar mengatakannya. Karna bereaksi langsung terhadap kata-kata adalah kesalahan pertama yang dibuat dalam suatu pemecahan masalah. Kedua, ulangi atau perjelas perkataan. Ketiga, jika suasana mulai memanas biarkan dingin dulu sebelum lanjutkan. Perbedaan pendapat terjadi karna gagasan dan ide dari setiap orang berbeda, pemahaman tentang sebuah masalah yang berbeda satu sama lain, dan sudut pandang orang lain yang berbeda. Meskipun berbeda pendapat kita tetap harus saling menghargai pendapat masing masing dan saling menghormati keberagaman budaya pada masyarakat, dengan selalu bersikap ramah dan menghilangkan egoisme masing masing, dan juga peran pemerintah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk keberagaman budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H