Lihat ke Halaman Asli

Fasya Ineta

Universitas Airlangga

K-Pop untuk Menaikkan Penjualan Produk Pro Israel

Diperbarui: 14 Juni 2024   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Twitter @tanyakanrl 

Akhir-akhir ini, terdapat tantangan yang sulit bagi penyuka K-pop. Pasalnya, produk-produk pro Israel menjadikan boygroup dan girlgroup k-pop untuk dijadikan Brand Ambassador. Dengan naiknya berita bahwa Israel tengah menyerang Kota Rafah, masyarakat banyak yang geram bahkan para pemimpin global merencanakan perundingan tuntutan gencatan senjata. Masyarakatpun tengah melakukan dan menaikkan tagar "All Eyes on Rafah" serta tranding "boikot produk pro-Israel" agar produk-produk yang bersangkutan tak memiliki cukup dana untuk membeli dan meneruskan penyerangan terhadap Palestina.

Berdasarkan berita di berbagai platform media sosial yang beredar, terdapat beberapa grup Korea Selatan yang diduga menjadi Brand Ambassador dari beberapa produk pro Israel yang artinya grup-grup tersebut menyetujui untuk menyisihkan hasil penjualan produk untuk upaya genosida di Palestina. Salah satunya adalah boygroup terkenal, NCT. Hal ini membuat fans global kecewa terutama fans Indonesia. Bahkan di forum media sosial terdapat pengunjung yang memberi foto bertuliskan "Halo SM Entertainment, Kami tidak ingin NCT&WayV atau artis lainnya untuk berkontribusi atau mempromosikan S***B*CKS atau perusahaan lain yang membantu pembiayaan genosida di Palestina. Tolong hargai perhatian kami," -NCTZen dan WayZenNi Indonesia yang tertulis pada truk layar digital.

 

Keputusan yang dibuat oleh agensi-agensi besar yang menyetujui artisnya untuk berkolaborasi dengan produk-produk pro Israel dinilai publik sangat ceroboh. Karena hal ini tidak hanya terjadi pada grup NCT namun beberapa grup terkenal lainnya seperti JYPn dan NewJeans atas kolaborasinya dengan C*CA **LA, Baby Monster atas kolaborasinya dengan P*PS*, dan RIIZE atas kolaborasinya dengan F**TA. Hal ini menyebabkan perdebatan kecil di media sosial seperti Twitter karena menuai banyak pro dan kontra.

"Ingat, mereka bekerja sebagai anak buah bukan bos, jadi mau tidak mau mereka harus tetap menuruti atasannya,"  ucap salah satu fans NCT melalui akun Twitter-nya. Lalu ada pendapat yang mengatakan 'Selebriti akan kehilangan pekerjaannya apabila mereka angkat bicara,' pendapat ini ditanggapi dengan pengguna akun literarycore "Siapa peduli? diluar sana bahkan terdapat orang-orang yang sedang diambang kematian," begitulah fans-fans global berdebat dengan mengungkap fakta yang sebenarnya.

Dari sini, sebenarnya dapat disimpulkan bahwa masih banyak cara bagi produk-produk pro Israel untuk menaikkan tingkat penjualannya. Namun, terdapat beberapa cara juga untuk tetap membela dan berkontribusi untuk negara yang sedang kesulitan, Palestina, yaitu dengan tetap memboikot produk-produk pro Israel baik yang telah berkolaborasi dengan grup-grup K-POP maupun yang tidak melakukan kolaborasi. Memahami konsep boikot yang sebenarnya akan sangat membantu untuk kelangsungan kontribusi kecil yang harapannya berguna bagi Palestina. Selanjutnya, melakukan upaya-upaya seperti berhenti mengikuti akun media sosial grup-grup Korea Selatan yang terlibat dalam kolaborasi dengan produk pro Israel agar setidaknya mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu tidak benar dan merugikan banyak pihak. Namun perlu diingat untuk tetap menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyakiti hati para anggota grup Korea yang terlibat, karena pada dasarnya anggota boygroup dan girlgroup Korea Selatan juga seorang manusia dan upaya yang sedang dilakukan saat ini adalah menjunjung tinggi kemanusiaan dari berbagai penjuru dunia.    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline