" Perempuan lebih banyak menggunakan perasaan, sedang laki laki banyak menggunakan logika" Kata kata tersebut ada benarnya. Terbukti korban korban kejahatan love scam kebanyakan perempuan. Tentu saja ada juga korban laki laki tapi langka.
Seorang scammer Nigeria mengirim pesan kepada saya :
" Perempuan tertipu cinta palsu dimedia sosial bukan karena bodoh, tapi mereka terlalu percaya pada ketampanan , jabatan yang ditampilkan . Mudah baper mendengar kata kata rayuan. Padahal semua hanya pancingan agar mereka mau mengirim uang."
Jangan lihat siapa yang bicara tapi apa yang dibicarakan. Kata kata di atas ada benarnya juga. Apa buktinya? Banyak sekali! Hingga saat ini lihatlah komentar di akun akun palsu yang photonya tampan. Bukan main ramainya para perempuan memberi pujian.
Perlu diketahuin bahwa korban korban scammer cinta terdiri dari lulusan SD hingga sarjana, dari pekerja hingga pengusaha, dari usia muda hingga lansia, dari yang single sampai istri orang.
Apa penyebab perempuan rentan menjadi korban?
Sepanjang pengamatan saya selama ini , maka ada dua faktor penyebabnya yaitu :
A. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang literasi digital .
- Baru memiliki media sosial, itupun dibuatkan oleh teman atau keluarga. Lugu dan tidak tahu. Tidak mengerti cara menjaga privacy akun medsosnya.
- Tidak tahu adanya penipuan berkedok cinta di media sosial karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.
- Kurang hati hati dan tidak mau mencari tahu. Padahal jika di Googling berita kejahatan love scam sudah banyak dimana mana, baik dari dalam ataupun luar negeri.
B. Situasi dan Kondisi
Korban Single :
- Mendapat desakan dari keluarga dan lingkungan untuk segera menikah. Maka cara paling mudah adalah mencari lewat sosial media atau aplikasi pencari jodoh.
- Usia korban antara 30 - 45 tahun