Sampai detik ini, saya dan tim relawan " Komunitas RSC - WSC " menerima banyak pengaduan dari para korban kejahatan romance scams. Padahal tiada henti kami kampanye akan bahaya kejahatan ini. Mungkin kurangnya sosialisasi dan perhatian dari berbagai pihak membuat korban terus berjatuhan.
Ketika seseorang menjadi korban scammer cinta, ia bukan saja mengalami kerugian materi tapi juga moril. Tabungan amblas, patah hati, bahkan jika korban sudah buka bukaan maka tambah lagi dipermalukan.
Apa yang harus dilakukan ketika anda terlanjur menjadi korban scammer? Inilah 4 saran dari saya :
1. LAPOR POLISI :
Datang ke kantor polisi seperti POLSEK, POLRES, POLDA, sesuai dimana anda tinggal dengan membawa semua bukti bukti awal hingga akhir. Biasanya anda akan diarahkan ke SPKT ( Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu ) untuk konsultasi terlebih dahulu. Jika cukup bukti bukti maka pihak kepolisian akan mengeluarkan surat " Laporan Polisi " Setelah itu anda harus menunggu panggilan. Tentu saja prosesnya tidak sebentar maka anda sebagai korban harus sabar.
2. BLOKIR REKENING BANK :
Setelah lapor polisi kadang korban berhenti ditengah jalan karena harus bolak balik memenuhi panggilan polisi. Maka anda bisa membuat permohonan blokir rekening bank penerima dana. Perlu diketahui bahwa pemilik rekening belum tentu bagian dari komplotan penipu.
Sebaiknya anda telpon dahulu ke bank penerima dana lalu ceritakan kronologisnya. Sebelum datang ke bank , siapkan surat kronologis kejadian dengan tulisan tangan, membawa surat " Laporan Polisi" serta bukti bukti transfer. Pihak bank akan meminta anda mengisi formulir. Lalu ditunggu prosesnya.
3. BERGABUNG DENGAN SUPPORT GRUP " KOMUNITAS RSC - WSC "
Jika anda tak mau lapor polisi dan memblokir rekening karena berbagai pertimbangan. Maka kami sarankan agar bergabung dengan WA Support Grup kami. Di sana anda tak merasa sendiri karena banyak korban korban yang bernasib sama.
Setelah sadar tertipu cinta palsu, biasanya korban korban sangat shock, marah, dendam, merasa bodoh dan malu. Mereka menyalahkan diri sendiri yang dari awal tidak peduli adanya tanda tanda curiga. Tidak mau mendengarkan saran dari keluarga, kawan ataupun relawan. Setelah menjadi korban semua dipendam sendiri tapi semakin sakit hati.