Titip menitip antar negara seperti dari US ke Indonesia atau sebaliknya saya terima dengan senang hati dan gratis. Namun ada kejadian tidak enak yang membuat kawan jadi musuhan. Sedih sih waktu itu karena dia kawan baik saya di USA. Lalu ada lagi peristiwa yang bikin saya malas terima titipan kecuali dari sahabat sahabat saya.
Sekarang ini ramai sekali di grup grup soal jasa titip ( jastip ) baik antar negara atau antar kota.Entah sejak kapan jasa titip menjadi bisnis, saya kurang mengerti. Kalau saya baca di grup "Komunitas Indonesia di Perth" ada yang memasang harga AUD 10/kg. Tentu saja ini bisnis keren yang lumayan menguntungkan. Jadi terpikir oleh saya lain kali kalau mau ke Indonesia ingin juga buka jasa titip jika barangnya berat.
Jaman saya sering bolak balik ke US saya selalu terima titipan dari teman teman dekat, ikhlas tak minta bayaran apapun. Saat itu saya berada di Los Angeles dan mau pulang ke Indonesia teman saya A titip laptop untuk anaknya yang sedang kuliah kedokteran. Barang diantar ketempat saya, lalu saya periksa di dalam laptop ada apa saja, ternyata masih baru. Tentu saja selama perjalanan saya harus hati hati menjaga titipan. Sampai di Indonesia diambil oleh sang putri, bahagia rasanya bisa membantu teman. Ada lagi teman yang titip uang USD 5000 untuk ibunya di Indonesia lalu ada yang titip kosmetik dll semua sampai ditangan penerima dengan selamat.
BIKIN KAPOK TERIMA TITIPAN
KEJADIAN DI AMERIKA
Kawan Baik Membenci Saya :
Kejadian tahun 2004 saat saya tinggal di Philadelpia. Ada seorang sahabat namanya S, kami sangat akrab sering pergi bareng makan diluar. Kadang saling curhat tentang kehidupan masing masing. S type teman yang sangat keras kalau sudah benci ya benci pada siapapun dan tiada maaf bagimu. Ia sudah lama tinggal di Philadelpia meninggalkan suami dan anak di Indonesia, padahal suaminya seorang dokter.
Menurut S karena ada pelakor diantara mereka. Beberapa kali suaminya datang dan mengajak pulang tapi dia lebih suka hidup sendiri di Amerika sambil bekerja di pabrik. Sayapun berusaha membujuknya tapi tetap pada pendirian. Sampai putrinya menikahpun ia tak mau menghadiri dan cucu laki laki lahir hanya melihat photonya saja. Keras hati banget kawanku ini! Salutnya walau jauh dari keluarga, S selalu rutin kirim hadiah lewat jasa courier untuk cucu atau putrinya.
Saat saya cerita akan pulang ke Indonesia, S bilang mau titip mainan untuk cucunya. Tentu saja dengan senang hati saya jawab ok. Saya minta 2 hari sebelum keberangkatan S siapkan hadiah dan bungkusnya di depan saya. Saat S datang saya kaget setengah mati! Hadiahnya motor2 an segede gaban! Saya sudah siapkan satu koper besar khusus untuk dia! Gratis! Saya coba bukan kardusnya siapa tahu muat, ternyata ya kagak muat. Masa saya harus tenteng selama perjalanan. Sebagai teman saya minta maaf pada S tak bisa bawa titipan mainan sang cucu. Bukannya mengerti malah ngamuk marah marah.
" Kalau ngga bisa bilang aja! Jangan banyak alasan! Kan bisa ditenteng sama kardusnya! "
" Ya ampun masa kamu tega aku harus nenteng2 mainan selama perjalanan, kan ada laptopku juga. Sorry say bukan aku ngga mau ya? kan kamu bilangnya cuma mainan, ngga bilang motor motoran. "