Lihat ke Halaman Asli

Feti nurlaily

Semoga bermanfaat

Syukur Bukan Kufur

Diperbarui: 23 April 2019   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kita ingin menjadi orang lain? Paling tidak kita ingin berada di posisi orang lain yang kita anggap lebih baik dari kita. Kita merasa iri atas apa yang orang lain miliki. Sedangkan kita hanya bisa menyalahkan keadaan yang sedang kita alami. Bahkan kita menyalahkan Tuhan atas apa yang telah Dia takdirkan untuk hamba-Nya. Apakah Tuhan salah? Tuhan tidak salah melainkan kitalah yang selalu menyalahkan Tuhan.

Mengapa Tuhan tunjukkan segala kekurangan kita? Karena Tuhan ingin menunjukkan pada hamba-Nya atas kelebihan yang telah dianugerahkan padanya. Tapi seringkali kita tidak dibuat sabar atas lamanya proses dan sebuah ujian yang tengah diujikan pada diri kita. Di saat itulah, kita lebih menyalahkan keadaan atas apa yang sedang kita alami.

Mengapa Tuhan ciptakan kita berbeda?

Karena dengan perbedaan itulah manusia bisa saling melengkapi atas kekurangan mereka masing-masing. Dengan begitu, ikatan dan hubungan erat bisa terjalin antar sesama. Lalu apakah Tuhan tidak adil? Tuhan ciptakan dia cerdas sedang aku tidak. Tuhan ciptakan dia cantik sedang aku tidak. Dia kaya sedang aku tidak. Melihat ke atas untuk berlomba-lomba menjadi baik memanglah sebuah anjuran bagi setiap insan. Tetapi melihat nikmat dengan membandingkan orang yang lebih di atas kita, hanya membuat kita semakin mengeluh dan menyalahkan keadaan. Kondisi paling buruknya ialah kita terpuruk dalam kondisi tersebut.

Enak ya mereka punya kaki jadi bisa berjalan. Enaknya mereka yang punya motor jadi gak perlu capek-capek jalan kaki. Enak ya mereka yang punya mobil jadi gak kepanasan kalo jalan. Enak ya yang punya pesawat, bisa kemana-mana dengan cepat.

Melihat kasus diatas kita tidak akan pernah merasa bersyukur. Karena sejatinya tamak juga merupakan sifat wajar bagi manusia. Jika diberikan 2 gunung emas sekaligus ia pasti mengingkan gunung eas yang ketiga. Rakus atau tamak dalam hal kebaikan memang bagus, tapi jika hal tersebut melenceng sedikit bisa salah kaprah.

Belajarlah mulai bersyukur dari hal yang sederhana. Jika kita belum bisa mempunyai mobil, setidaknya jangan lupa bersyukur karena kita diberikan dua kaki yang bisa berjalan. Lihatlah mereka yang berjalan harus menggunakan kaki roda. 

Bagaimana jika kita yang berada di posisi mereka? Apakah kita sanggup? Selama ini kita terlalu sibuk memandang apa yang dimiliki orang lain dan ingin memiliki apa yang orang lain miliki. 

Jika kita pandang Rumput tetangga memanglah selalu nampak subur. Janganlah terlalu fokus pada hasil sehingga kita melupakan sebuah proses yang cukup keras, sehingga kita lebih menginginkan cara instan untuk mendapatkan hasil yang sedemikian rupa.

Sengsara hanya akan menambah nikmat yang hamba-Nya. Layaknya manisnya kopi akan mengesan karena ada rasa pahitnya yang tertinggal. Coba bayangkan jika tanpa adanya rasa pahit mungkin rasa manis bukan lagi sebuah kenikmatan.

Kunci orang sukses hanya ada dua yaitu berani dan yakin. Berani dalam artian dia berani menentukan pilihan serta bertanggung jawab atas resiko dari apa yang sudah menjadi pilihannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline