Indonesia telah hampir empat bulan mengalami pandemi COVID-19, sehingga berdampak terhadap perubahan pola fashion atau lifestyle di mana fashion saat ini sesuai dengan saran dan konsep pola penularan (transmisi) COVID-19. COVID-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, Hubei di Ibukota China pada bulan Desember dan mencapai tahap puncak di China pada perayaan Hari Raya Perayaan Tahun Baru China.
Indonesia sendiri baru mengalami kejadian COVID-19 di sekitar Bulan Maret dan pada Bulan Maret tersebut bertepatan dengan World Health Organization (WHO) yang mana mengumumkan bahwa COVID-19 adalah penyakit yang tergolong pandemi karena memiliki angka Reproductive Number (Ro) di atas 1, yaitu 2,2. Nilai Ro di atas 1 berarti bahwa penyakit tersebut berpotensi untuk menyebabkan global pandemic dan mengancam kesehatan dunia secara global.
Salah satu pola transmisi COVID-19 yang paling utama adalah melalui kontak langsung antara seseorang dengan gejala COVID-19 dengan orang yang sehat melalui droplet, bioaerosol, droplet nuclei, dan splatter. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka WHO mengumumkan bahwa pentingnya untuk mencegah jarak (social/physical distancing) dan menggunakan masker (baik masker bedah maupun masker kain) ketika kita berada di luar rumah. Selain itu, juga terdapat rekomendasi untuk melaksanakan sekolah di rumah atau bekerja dari rumah.
Di dalam dunia fashion, saat ini masker dan penggunaan face shield atau pelindung muka. Saat ini pun, ramai diproduksi dan dijual baik di toko offline atau toko online beragam bentuk dan sangat modis. Face shield tersebut pertama kali digunakan oleh para tenaga kesehatan (nakes) yang sedang di berpraktik di lingkungan Rumah Sakit (RS) ataupun di lingkungan klinik pribadi untuk mencegah tercipratnya droplet kepada nakes yang sedang merawat pasien. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Faceshield tersebut saat ini tengah menjadi style fashion secara umum.
Kalau saya perhatikan dengan baik, bahwa penggunaan face shield tersebut hampir sama dengan penggunaan fashion di salah satu film Holywood yaitu Star Wars dengan salah satu tokoh antagonis utama yaitu Darthvader yang dapat digunakan oleh mempelai pria dan Stormtrooper yang dapat digunakan oleh mempelai wanita dan para undangan dengan dresscode yang dapat ditulis di undangan adalah Star Wars Dress code.
Selain konsep penggunaan faceshield, seperti nya dapat juga dimunculkan suatu konsep gagasan baru yang mana dapat digunakan ketika menghadiri pernikahan di suatu restoran atau gedung. Hal tersebut erat dengan istilah "Adaptasi Kenormalan Baru" atau istilah "New Normal" di mana definisi adalah munculnya suatu kebiasaan baru yang pada era sebelumnya jarang atau tidak pernah dilakukan. Ya, dengan menggunakan baju hasmat yang biasa digunakan oleh para nakes di dalam merawat pasien.
Baju hasmat tersebut mengingatkan saya akan konsep baju yang didesain untuk berada di lingkup luar angkasa yang biasa dipakasi oleh para astronot ketika berada di luar angkasa. Ya, hal tersebut cocok untuk diterapkan di lingkungan para desainer yang berada di dalam kancah stylish fashion atau melalui salah satu film Holywood yang berjudul Star Wars.
Perpaduan antara penggunaan keduanya, apalagi dengan warna baju astronot (hasmat) berwarna hitam dan face shield berwarna hitam untuk bagian belakangnya atau yang terikat ke kepala sangat cocok dan menyerupai tampilan dartvader yang cocok untuk dipakai oleh mempelai pria. Sedangkan untuk mempelai wanita, cocok menggunakan baju pernikahan yang biasa berwarna putih dengan rok sepanjang 2 meter menjuntai di belakang menyerupai ekor diganti dengan baju hasmat (astronot) yang berwarna putih dan tak lupa menggunakan face shield berwarna putih pada daerah yang melekat dengan kepala yang juga mirip dengan tokoh Stormtrooper .
Jadi kostum Dartvader cocok antara mempelai pria dan undangan pria, sedangkan untuk mempelai dan para undangan wanita dapat menggunakan kostum mirip tokoh Stormtrooper sehingga dress code adalah star wars untuk periode style fashion tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19.
Tak lupa di samping menggunakan faceshield dan baju hasmat (astronot) tersebut, agar lebih terlihat lebih menyerupai lagi dengan tokoh baik tokoh Dartvader dan Stormtrooper dipadukan dengan penggunaan masker, namun jangan menggunakan masker bedah atau masker medis tetapi dengan menggunakan respiratory masker yang menyerupai perlengkapan pilot pesawat tempur ketika menjalankan pesawatnya.
Mungkin itu adalah sekilas fashion style di dunia pernikahan bagi yang ingin melaksanakan resepsi pernikahan di tengah pandemi COVID-19 ini. Semoga dapat menginspirasi para disainer baju kondang sehingga tetap dapat melaksanakan pernikahan dengan tanpa mengurangi kesakralan dan jumlah undangan di tengah pandemi COVID-19 ini.